Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gelombang PHK, Peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sektor Tekstil Turun

Kompas.com - 02/07/2024, 17:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan, ada tren penurunan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sejak Januari 2023 sampai Mei 2024 di sektor industri tekstil, garmen, dan alas kaki.

Anggoro mengatakan peserta BPJS Ketenagakerjaan di industri pakaian jadi turun dari 584.865 pada Januari 2023 menjadi 559.869 pada Mei 2024, turun 4,27 persen.

"Kita melihat penurunannya 4,27 persen atau kurang lebih 24.000 orang yang tidak menjadi peserta lagi di industri ini," kata Anggoro saat RDP dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: Marak PHK, Klaim JHT Industri Tekstil, Garmen, dan Alas Kaki Tembus Rp 385 Miliar

Anggoro mengatakan terdapat kenaikan jumlah peserta pada periode Februari-Maret 2024 lantaran bertepatan dengan momentum Idul Fitri. Hal itu karena perusahaan biasanya merekrut pekerja untuk memenuhi permintaan saat Lebaran.

"Namun setelah itu (Lebaran) kembali lagi ke posisi awal, jadi kelihatan grafiknya naik sedikit lalu turun lagi," ujarnya.

Anggoro mengatakan, tren serupa juga terjadi dalam industri tekstil, jumlah peserta aktif turun dari 340.331 pada Januari 2023 menjadi 319.326 pada Mei 2024 atau turun sebesar 6,17 persen.

Baca juga: Buruh Akan Aksi 3 Juli, Serukan Setop PHK di Industri Tekstil

 

Kemudian di sektor kulit dan alas kaki, Anggoro mengatakan jumlah peserta aktif turun dari 650.740 orang pada Januari 2023 menjadi 608.843 orang pada Februari 2024 atau turun sebesar 6,44 persen.

Ia mengatakan, meski terjadi peningkatan peserta sebesar 3,31 persen pada awal 2024, namun tidak signifikan dari penurunan yang terjadi sebelumnya.

"Jadi ini sedikit ada perbaikan di alas kaki," ujarnya.

Anggoro mengatakan, terdapat enam provinsi di Pulau Jawa yang mendominasi peserta BPJS di industri tekstil, garment, dan alas kaki.

Baca juga: Tak Hanya PHK, DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Pertama, Jawa Barat memiliki 2.111 perusahaan (28,94 persen) dengan 531.831 peserta (40,55 persen). Kedua, Jawa Tengah memiliki 1.100 perusahaan (16,30 persen) dengan 510.490 peserta (33,61 persen).

Ketiga, Banten memiliki 699 perusahaan (9,36 persen) dengan 166.046 peserta (13,56 persen). Keempat, Jawa Timur memiliki 1.018 perusahaan (15,59 persen) dengan 81.868 peserta (5,59 persen).

Kelima, DKI Jakarta memiliki 626 perusahaan (9,79 persen) dengan 37.145 peserta (2,48 persen), dan keenam DI Yogyakarta memiliki 213 perusahaan (3,32 persen) dengan 34.058 peserta (2,18 persen).

"Dengan total peserta 1,5 juta, 82 persennya itu ada di Pulau Jawa. Inilah konsentrasi dari industri tekstil, garment, dan alas kaki," ucap dia.

Baca juga: Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian ESDM Ungkap Sulitnya Kembangkan Energi Panas Bumi

Kementerian ESDM Ungkap Sulitnya Kembangkan Energi Panas Bumi

Whats New
Pemerintah Masih Bahas Wacana Produk China Dikenakan Bea Masuk 200 Persen

Pemerintah Masih Bahas Wacana Produk China Dikenakan Bea Masuk 200 Persen

Whats New
Indodana Targetkan Panen Transaksi di Jakarta Fair 2024

Indodana Targetkan Panen Transaksi di Jakarta Fair 2024

Whats New
Pembangunan Rampung Tahun Ini, Kemenhub akan Operasikan Terminal Tipe A Demak Dan Air Sebakul Pada 2025

Pembangunan Rampung Tahun Ini, Kemenhub akan Operasikan Terminal Tipe A Demak Dan Air Sebakul Pada 2025

Whats New
Ekonom Minta Prabowo-Gibran Tak Belanja Ugal-ugalan, Ada Apa?

Ekonom Minta Prabowo-Gibran Tak Belanja Ugal-ugalan, Ada Apa?

Whats New
Utang Jatuh Tempo Rp 3.745 Triliun, Ekonom: Imbangi dengan Kapasitas Penerimaan Negara!

Utang Jatuh Tempo Rp 3.745 Triliun, Ekonom: Imbangi dengan Kapasitas Penerimaan Negara!

Whats New
Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Whats New
IHSG dan Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

IHSG dan Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

Whats New
YLKI Dorong Pemerintah Sosialisasi Aturan Baru Pelabelan Risiko BPA pada Air Galon Bermerek

YLKI Dorong Pemerintah Sosialisasi Aturan Baru Pelabelan Risiko BPA pada Air Galon Bermerek

Whats New
FiberStar Jadi Mitra Starlink di Indonesia

FiberStar Jadi Mitra Starlink di Indonesia

Rilis
Sukses Manfaatkan Teknologi Pintar, Berikut Kisah UMKM Pemenang HP x Jagoan Lokal Smart Bergema

Sukses Manfaatkan Teknologi Pintar, Berikut Kisah UMKM Pemenang HP x Jagoan Lokal Smart Bergema

BrandzView
Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Apindo: Restrukturisasi Pascamerger TikTok-Tokopedia Hal Wajar

Whats New
Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan 'Family Office'

Faisal Basri Pertanyakan Pendapatan Negara dari Pembentukan "Family Office"

Whats New
Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Seret WNA Singapura, Akademisi Fakultas Hukum UI Soroti Proses Hukum Kontroversial Kasus Pailit Ahli Waris Krama Yudha

Whats New
BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

BSI International Expo 2024 Catat Potensi Transaksi Rp 110,25 Miliar, Terbesar dari Mesir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com