Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Masa Pandemi Covid-19, Bagaimana Tren Wisata yang Digemari?

Kompas.com - 10/06/2021, 19:52 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat perubahan pola berwisata di masa pandemi Covid-19. 

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan, saat ini masyarakat lebih suka ke lokasi pariwisata yang tidak jauh dari rumah.

“Sekarang masyarakat gemar berwisata di lokasi yang tidak jauh dari perumahannya. Jadi artinya, yang menurut mereka jangkauannya bisa dicapai dengan mobil pribadi,” ungkap Yuana secara virtual, Kamis (10/6/2021).

Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Model Pariwisata di Era Baru, Seperti Apa?

Menurut Yuana, alasan menggunakan mobil pribadi karena banyak masyarakat yang cemas untuk berpergian melalui jalur udara.

Di sisi lain, lokasi yang didatangi juga merupakan lokasi yang bisa mengakomodir wisata keluarga.

“Masyarakat masih insecure dengan naik pesawat. Itu bisa kita petakan. Kalua kita lihat, pola saat ini perjalanan kalua dari Jakarta itu biasanya suka ke Bandung, Solo, Semarang dan Yogyakarta. Kemudian, tren staycation, seperti hotel yang mengakomodir wisata keluarga,” jelas dia.

Jika terpaksa menggunakan jalur udara, Yuana menilai masyarakat cenderung memilih penerbangan yang memiliki fleksibilitas, dari mulai kemudahan untuk refund, hingga akomodasi yang disediakan.

“Penawaran tiket yang digemari itu yang memberikan fleksibilitas untuk refund. Baik tiket maupun akomodasi,” jelas dia.

Baca juga: Manfaatkan Tren Baru di Sektor Pariwisata dan Travel, RedDoorz Luncurkan Hotel Premium

Selain itu, tren yang juga muncul adalah wisata outdoor.

Menurut Yuana, banyak masyarakat yang merasa lebih aman ketika melakukan wisata secara outdoor.

Namun, wisata outdoor saat ini, tentunya dengan keluarga, berbeda dengan era sebelum pandemi yang kebanyakan wisata outdoor dilakukan dengan grup besar.

“Yang back to nature itu banyak orang merasa nyaman. Karena, di udara yang terbuka itu lebih aman daripada udara tertutup dengan berwisata bersama keluarga,” jelasnya.

Yuana menambahkan, masyarakat juga kini menyukai tempat-tempat pariwisata yang sudah menerapkan standar CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

Baca juga: ASN Bekerja dari Bali, Kemenko Marves: Kita Perlu Simpati pada Pekerja Pariwisata

“Dengan standar CHSE, paling tidak masyarakat merasa tempat tersebut bersih. Jadi ada rasa kenyamanan. Nah wisata yang berkelanjutan inilah yang sangat digemari. Artinya wisata di tempat yang lebih berkelanjutan Kembali ke alam,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com