Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk Kawasan Level 1, RI Setara dengan China hingga Jepang Dalam Penanganan Covid-19

Kompas.com - 24/11/2021, 19:56 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai Indonesia berhasil mengendalikan kasus Covid-19 sehingga kini mulai melandai.

Maka tak heran kini Indonesia bisa berada di level 1 secara global yang menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan cepat.

"Perlu diketahui, di kawasan ini, level 1 saat ini hanya India, China, Jepang, Indonesia, Thailand, lain itu level 2 dan seterusnya. Jadi negara kita ini negara besar dan telah diapresiasi banyak negara bahwa Indonesia mampu me-manage Covid-19 dengan bagus," kata Luhut dalam acara Indonesia Economic Oulook 2022, di Jakarta, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Luhut: Hadapi Covid Kita Tidak Boleh Jumawa

Meskipun telah berada pada level 1, Luhut meminta masyarakat tidak lengah.

Bisa saja kasus Covid-19 kembali naik jika tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi kata kunci di sini kita harus mematuhi arahan-arahan pemerintah," kata Luhut menambahkan.

Pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah juga mengambil pendekatan yang sangat hati-hati.

Belajar dari pengalaman tahun lalu, lonjakan mobilitas pada periode Nataru berdampak pada kenaikan kasus yang kemudian menyebabkan pemulihan ekonomi menjadi mundur.

Baca juga: Luhut: Pemerintah Kawal Konsep Geopark yang Bakal Jadi Magnet Pariwisata

Pendekatan yang hati-hati juga dimaksudkan untuk memberi waktu agar dapat mencapai tingkat vaksinasi masyarakat yang lebih tinggi.

Pemerintah menargetkan vaksinasi dosis 1 mencapai 80 persen dan vaksinasi dosis 2 mencapai 60 persen pada akhir tahun ini.

"Kita perlu catat sekarang sudah sekitar 126 hari dan Covid-19 betul-betul terkendali. Namun ini belum selesai. Kita harus hati-hati dan disiplin untuk terus mempertahankan posisi sekarang ini," kata Luhut.

Ia menambahkan, terkendalinya kasus Covid-19 dan pembukaan ekonomi yang dilakukan secara bertahap mampu menahan perlambatan ekonomi pada kuartal III 2021.

Meski melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II sebesar 7,1 persen, tetapi realisasi kuartal III sebesar 3,5 persen lebih tinggi dari perkiraan awal sebelum PPKM diterapkan.

Baca juga: Luhut ke Tony Blair: Mengapa Uni Eropa Lebih Senang Mengadukan Indonesia ke WTO?

Penurunan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga, investasi, dan industri pengolahan juga lebih rendah dibandingkan kala periode PSBB.

Indikator tersebut menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia mampu beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com