Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali 5 Tanda Nyata Anda Bakal Jadi Korban PHK

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah pemutusan hubungan kerja (PHK) tentu sudah akrab di telinga kita, khususnya bagi yang bekerja di korporasi. PHK pun kini kembali terdengar dari sejumlah korporasi global.

Baru-baru ini, misalnya, raksasa perbankan Jerman Deutsche Bank mengumumkan PHK terhadap 18.000 pegawainya di seluruh dunia. Para pegawai kehilangan pekerjaannya sejalan dengan upaya restrukturisasi dan efisiensi yang dilakukan Deutsche Bank.

Anda pun bisa lebih dini mendeteksi apabila perusahaan tempat Anda bekerja juga akan merumahkan pegawainya. Dikutip dari Business Insider, Rabu (10/7/2019), berikut ini adalah 5 tanda nyata Anda bakal jadi korban PHK.

1. Para petinggi mengonfirmasi adanya PHK

Ini adalah tanda nyata perusahaan bakal melakukan PHK. Para petinggi mengumumkan secara langsung rencana tersebut kepada pegawai.

Sebagai contoh adalah para petinggi perusahaan global seperti CEO Twitter Jack Dorsey, bos ESPN John Skipper, dan pimpinan Sears Eddie Lampert yang mengirimkan memo kepada para pegawai terkait detil rencana PHK.

2. Perusahaan menggunakan kata yang lebih halus, seperti "restrukturisasi"

Beberapa perusahaan global menggunakan kata ini ketika memangkas jumlah pegawai. Deutsche Bank misalnya, menggunakan kata restrukturisasi dalam melakukan PHK.

Raksasa teknologi HP, yang telah melakukan serangkaian PHK sejak tahun 2008 membuktikan bahwa banyak cara tak langsung untuk menyatakan PHK kepada pegawainya. CEO Meg Whitman dan beberapa petinggi HP lainnya menggunakan istilah "perampingan," "restrukturisasi," "reorganisasi," dan sebagainya.

Adapun CEO Intel Brian Krzanich menggunakan istilah "pengurangan jumlah pegawai." Sementara itu, IBM menyebut PHK dengan istilah "penyeimbangan tenaga kerja."

3. Perusahaan mengalami merger atau akuisisi

Setelah Kraft dan Heinz merger pada tahun 2015, keduanya mengumumkan bakal memangkas 2.500 posisi pekerjaan. Hal ini berdasarkan laporan Fortune.

Sementara itu, Verizon juga berencsna memangkas 2.100 pekerjaan menyusul akuisisi Yahoo, yang merger dengan AOL di bawah nama Oath.

Merger dan akuisisi kerap kali berujung pada PHK. Menurut warta Business Insider, sinergi adalah kata yang seringkali membuat pegawai deg-degan.

"Sinergi adalah apa yang Anda peroleh ketika Anda mengeliminasi kerancuan ketika memangkas biaya," tulis Business Insider.

4. Perusahaan tak penuhi target pendapatan

Sekira 100 staf di BuzzFeed menjadi korban atas gagalnya perusahaan mencapai target pendapatan. Menurut laporan Wall Street Journal, BuzzFeed merumahkan 100 pegawai dari tim bisnis dan penjualan.

BuzzFeed dilaporkan tak mencapai target pendapatan sebesar 15-20 persen dari 350 juta dollar AS. Pada Januari 2019, BuzzFeed merumahkan sekira 220 pegawai dalam upaya untuk kembali fokus pqfa BuzzFeed Originals, konten, konten brand, dan sebagainya.

5. Perusahaan merekrut terlalu cepat

Ada masanya Groupon pernah menjadi perusahaan dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Ketika Groupon membuka kantor di Korea hanya dalam waktu 2,5 tahun setelah diluncurkan, perusahaan merekrut 300 orang dalam sepekan.

Pada kala itu, Groupon telah berekspansi ke lebih dari 40 negara. Namun, pada 2015 Groupon mengumumkan bakal PHK 1.100 orang dan akan menutup operasional di 7 negara.

Ada banyak perusahaan sukses yang tumbuh sangat pesat, merekrut secara agresif, dan kemudian melambat. Namun, ketika perusahaan tumbuh pesat, risikonya kian besar dan bisa saja membuat perusahaan itu harus menelurkan keputusan yang sulit.

https://money.kompas.com/read/2019/07/13/104428426/kenali-5-tanda-nyata-anda-bakal-jadi-korban-phk

Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke