Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Gas Bumi Indonesia Jauh Lebih Murah Dibanding Singapura dan China

Kompas.com - 27/09/2019, 20:13 WIB
Hotria Mariana,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Harga gas bumi di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan di Singapura dan China. Ini dilihat dari data sejumlah lembaga energi terkemuka seperti Woodmack dan Morgan Stanley.

Dari kedua sumber tersebut ditemukan, konsumen industry di Singapura membeli gas berkisar 12,5 dollar AS hingga 14,5 dollar AS per million British Thermal Units (MMBtu).

Sedangkan, konsumen industri di China harus membayar lebih mahal lagi, yaitu mencapai 15 dollar AS per MMBtu.

Lalu, bagaimana dengan harga di Indonesia?

Baca juga: PGN 360 Degree Integrated Solution, Upaya PGN Tingkatkan Layanan

Corporate Secretary Perusahaan Gas Negara (PGN) Rachmat Hutama, lewat rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/9/2019) mengungkapkan hal tersebut.

"PGN menjual gas kepada pelanggan akhir berkisar antara 8 dollar AS hingga 10 dollar AS per MMbtu. Harga itu terbentuk dari berbagai sumber, baik gas sumur maupun LNG yang harganya jauh lebih tinggi,” terang Rachmat.

Malah, kata Rachmat, angka tersebut adalah harga yang ditetapkan sejak 2013.

“PGN tidak pernah menaikkan harga gas kepada konsumen industri, meski biaya pengadaan gas, biaya operasional, dan kurs dollar AS terus meningkat 50 persen,” tandasnya.

Alasan tidak menaikkan harga

Sebenarnya, ia melanjutkan, dengan meningkatnya beban biaya tentunya membuat ruang gerak PGN menjadi terbatas.

Sedangkan, banyak sentra industri baru, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang belum terjamah gas bumi.

Siasatnya, PGN membangun jaringan pipa gas hingga lebih dari 10 ribu kilometer (km). Panjang tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan milik Malaysia dan Thailand.

Bahkan, empat kali lipat lebih panjang dibanding jaringan gas di Singapura.

Baca juga: PGN Siap Suplai Gas untuk Ibu Kota Baru

Dari fakta di atas, maka jelas biaya pengelolaan kegiatan hilir Indonesia masih bersaing dibanding negara-negara di Asia Tenggara.

Rentang biaya distribusi dan niaga di Indonesia pun hanya berkisar 2,8 dollar AS hingga 4 dollar AS per MMbtu.

Cukup berbeda dengan negara Malaysia, Singapura, Thailand yang biayanya sebesar 2,8 dollar AS hingga 3 dollar AS per MMbtu dengan panjang pipa setengah dari yang dimiliki Indonesia.

Itu pun dengan segala tantangan wilayah geografis Indonesia yang didominasi kepulauan.

Baca juga: Proyek-proyek Pembangunan Infrastruktur Gas yang di Garap PGN

Sebagai pionir pemanfaatan gas dan pembangunan infrastruktur gas bumi, PGN selama ini juga telah mengambil banyak risiko, seperti pasokan maupun pasar yang cenderung fluktuatif dan tidak pasti.

Sebagai agregator, untuk memastikan ketersediaan gas, PGN juga telah membangun terminal LNG di beberapa lokasi untuk meregasifikasi LNG yang berasal dari berbagai sumber.

"Perluasan pemanfaatan gas bumi merupakan tanggungjawab bersama. Apalagi kita punya tanggungjawab bersama untuk menjaga ketahanan energi nasional dan melayani kebutuhan gas bumi secara berkeadilan," ujar Rachmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com