"RJIT sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani,” terang Sarwo.
Dia juga menyebut, dengan swakelola yang dilakukan petani, jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki.
“Kami membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani," tandasnya.
Baca juga: Mahasiswa FTUI Kembangkan Aplikasi untuk Rancang Jalur Irigasi Hemat Biaya
Lebih lanjut, Sarwo menerangkan, Kementan akan melaksanakan program RIJT di di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung dengan luas areal tanam 1.200 hektar (ha).
"Tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi yang ada. Sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menurun," ujarnya.
Dia menegaskan, para petani tetap melaksanakan program yang telah dialokasikan Kementan pada tahun ini meski terjadi pandemi Covid-19.
Sarwo menyebut, di Cicalengka, Kelompok Tani (Poktan) Sugih Mukti menjadi kelompok yang mengerjakan Rehabilitasi Jaringan Irigasi ini dengan area sepanjang 100 meter untuk areal seluas 55 ha.
Sementara itu, di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, giliran Poktan Tani Muda yang mengerjakan dengan luasan oncoran air seluas 45 ha lebih.
Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Kementan Gandeng Pemasok dan Produsen untuk Jamin Ketersediaan Pangan
"Kegiatan RJIT di Kabupaten Bandung keseluruhan alokasinya 1.200 ha. Semua akan dikerjakan pada tahun ini. Total alokasi kegiatan RJIT 2020 seluruh Indonesia seluas 135.861 ha," terang Sarwo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.