JAKARTA, KOMPAS.com - Utang luar negeri ( ULN) Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jika dihitung dari periode pertama Presiden Joko Widodo ( Jokowi), ada lonjakan ULN cukup besar, baik dari utang swasta maupun utang pemerintah.
Dihimpun dari data yang dirilis oleh Bank Indonesia ( BI), Senin (19/10/2020), pada kuartal IV-2014 atau saat Presiden Jokowi baru menjabat, ULN Indonesia tercatat sebesar 292,6 miliar dollar AS.
Sementara pada data BI yang dirilis Juli 2020, ULN Indonesia sudah meningkat tajam dibandingkan periode awal Jokowi yakni sebesar 409,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.063 triliun (kurs Rp 14.800).
Berikut data kenaikan utang luar negeri dari tahun 2014 hingga 2020.
Baca juga: Pemerintah Akan Kembali Lelang Surat Utang Negara Maksimal Rp 40 Triliun
Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan IV-2014 tercatat sebesar 292,6 miliar dollar AS.
Meski demikian, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) dan debt service ratio (DSR) mengalami penurunan masing-masing dari 33,3 persen dan 46,4 persen pada triwulan III-2014 menjadi 32,9 persen dan 46,2 persen pada triwulan IV-2014.
Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV-2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar 129,7 miliar dollar AS (44,3 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 162,8 miliar dollar AS (55,7 persen dari total ULN).
BI melaporkan posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2015 tercatat 310,7 miliar dollar AS, naik 2,8 persen dibandingkan posisi akhir kuartal III 2015 sebesar 302,3 miliar dollar AS. Porsi ULN jangka panjang meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun.
Baca juga: Jokowi-JK Ogah Utang Luar Negeri
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan