Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Rambah Sektor Konsumtif, Ini Alasan Modalku

Kompas.com - 09/03/2021, 12:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fintech peer-to-peer lending (P2P lending) yang bergerak di sektor produktif, Modalku, mengaku masih enggan merambah sektor konsumtif meski prospek bisnisnya kian menjanjikan.

Co-Founder dan CEO Modalku, Reynold Wijaya mengatakan, sebanyak 95 persen pendanaan perusahaan akan terus berfokus pada segmen produktif, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Jadi kalau ada maksud masuk ke produk konsumtif, jawabannya jelas tidak. Fokus kepada on doing yang baik, kompetensi (perusahaan), dan ekosistem," kata Reynold dalam diskusi virtual bersama Kompas.com, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: OJK Ingin Aturan Fintech Skor Kredit Rampung Sebelum Akhir 2021

Reynold menuturkan, pihaknya punya sejumlah cara agar sektor produktif tak kalah menggiurkan alih-alih merambah ke sektor konsumtif.

Beberapa caranya adalah mengedukasi nasabah dan mengontrol penggunaan dana.

Perseroan mengedepankan nasabah yang berkarakter baik, yakni yang beritikad baik mengembalikan dana ketika bisnisnya besar.

Misalnya ketika membiayai segmen-segmen bisnis supplai chain, Modalku jarang memberi dana langsung kepada debitur.

Fintech ini akan langsung menyalurkan dana kepada supplier debitur sehingga debitur hanya menerima barang seharga dana yang dipinjam.

Baca juga: Kerap Disebut Pesaing Fintech, Kenali Apa Itu Neobank

"Kita misalnya berikan langsung Rp 10 juta untuk beli kopi (ke supplier). Nanti debitur arahkan supplier-nya siapa. Jadi dia (debitur) menerima (produk) kopi Rp 10 juta. Kalau diberikan langsung kepada debitur, nanti dana Rp 10 juta tidak dipakai untuk membeli kopi," tutur dia.

Adapun hingga kini, Modalku sudah menyalurkan pinjaman usaha sekitar Rp 21,8 triliun.

Pinjaman diberikan kepada lebih dari 3,7 juta transaksi pinjaman di kawasan Asia Tenggara.

Fintech ini melayani debitur di beberapa wilayah, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Mayoritas penyaluran terjadi di dua tahun terakhir. Dari Rp 21 triliun, bisa dibilang 3 tahun pertama itu cuma Rp 1 triliun, sisanya di dua tahun terakhir," pungkas Reynold.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com