JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak awal Juli 2021 berdampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat dalam mengatur keuangannya.
Survei konsumen yang dirilis Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa pada Juli 2021 orang memilih menggunakan penghasilannya untuk berhemat.
Rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada Juli 2021 menurun dari 75,5 persen menjadi 74,6 persen.
Baca juga: Survei BI: PPKM Bikin Penghasilan Merosot, Orang Makin Malas Belanja
“Penurunan proporsi konsumsi pada Juli 2021 tersebut diikuti dengan meningkatnya rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) dari 14,9 persen menjadi 15,1 persen,” tulis BI dalam hasil surveinya, Senin (9/8/2021).
Di sisi lain, porsi gaji atau penghasilan masyarakat yang digunakan untuk membayar cicilan justru meningkat jika dibandingkan dengan masa sebelum PPKM Darurat.
“Rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada Juli 2021 meningkat dari 9,6 persen pada bulan sebelumnya menjadi 10,3 persen,” imbuh BI.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada mayoritas kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan.
Baca juga: Imbas PPKM, Optimisme Konsumen Anjlok
“Sementara itu, penurunan porsi tabungan terhadap pendapatan juga terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran responden, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4,1-5 juta per bulan,” sebut BI.
BI juga merilis perkiraan konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan yang melemah dari bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Juli 2021 sebesar 93,2, berada pada area pesimis (di bawah 100) dan lebih rendah dari 124,4 pada Juni 2021.
“Konsumen memprakirakan ekspansi kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan masih terbatas, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja,” jelas BI.
Hal tersebut terindikasi dari menurunnya Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Ekspektasi Penghasilan pada 6 bulan mendatang.
“Secara spasial, IEK Juli 2021 menurun di 17 kota dengan penurunan terdalam di Manado (-51,7 poin), diikuti Surabaya (-50,6 poin) dan Bandar Lampung (-38,0 poin),” sebut BI.
Baca juga: Ada PPKM, Begini Nasib Penerimaan Pajak
Pada Juli 2021, konsumen juga memperkirakan perkembangan kegiatan usaha ke depan lebih terbatas, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha sebesar 84,4, lebih rendah dari 122,8 pada bulan sebelumnya.
Penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran responden, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 4,1-5 juta per bulan.
Menurut kategori usia, penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok usia responden dengan terdalam pada responden berusia 41-50 tahun.
“Ekspektasi konsumen terhadap terhadap penghasilan pada 6 bulan yang akan datang juga terpantau melemah sejalan dengan melemahnya ekspektasi terhadap kegiatan usaha,” ungkap BI.
Indeks Ekspektasi Penghasilan menurun dari 129,2 pada bulan sebelumnya menjadi 104,3. Penurunan indeks terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan.
Baca juga: Bukan BI, Ini Bank Sentral Pertama Setelah Indonesia Merdeka
Berdasarkan kategori usia responden, penurunan ekspektasi terhadap penghasilan ke depan terjadi pada seluruh kelompok usia, terdalam pada kelompok usia 51-60 tahun.
“Ekspektasi konsumen terhadap tersedianya lapangan kerja pada 6 bulan mendatang juga terpantau melemah,” beber BI.
Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang pada Juli 2021 menurun dari 121,2 menjadi 91,0.
Indeks ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja terutama menurun pada kelompok pendidikan Sarjana. Sementara dari sisi usia, indeks menurun pada seluruh kategori usia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.