Dalam kasus ini, wajib pajak cukup melakukan perbaikan atau perubahan data wajib pajak, baik lewat cara online maupun datang ke KPP menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak.
Dalam kasus Anda, karena alamat baru berada di wilayah kerja KPP yang berbeda maka Anda perlu segera mengajukan pindah lokasi terdaftar sebagai wajib pajak.
Permohonan pemindahan dapat dilakukan secara elektronik melalui aplikasi e-registration di situs Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemeneterian Keuangan atau bisa juga dengan mengisi dan menandatangani Formulir Pemindahan Wajib Pajak secara tertulis.
Dalam prosesnya, Anda diharuskan mengisi informasi terbaru serta mengungah atau melampirkan dokumen pendukung yang menyatakan perubahan domisili atau tempat tinggal.
Baca juga: Panduan DJP Online: Cara Lapor SPT dan Membuat NPWP Baru
Formulir dan dokumen yang telah di-submit melalui e-registration dianggap telah ditandatangani secara digital dan berkekuatan hukum.
Adapun untuk pengajuan permohonan secara manual atau tertulis, Anda perlu membubuhkan tanda tangan basah di formulir sebelum dikirim secara langsung atau via pos, jasa kurir, atau ekspedisi.
Apabila pengajuan pindah domisili telah memenuhi ketentuan, KPP akan mengirimkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) via email jika pengajuan dilakukan secara elektronik atau via pos jika pengajuan secara langsung atau via pos.
KPP akan memberikan keputusan paling lama lima hari kerja sejak BPS diterbitkan. Jika permohonan diterima, Anda akan menerima surat pindah dan surat pencabutan atas Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari KPP lama.
Baca juga: Usaha Bangkrut Akibat Pandemi, Bagaimana Status NPWP Saya?
Selanjutnya, KPP baru akan menerbitkan NPWP dan SKT maksimal satu hari kerja setelah menerima tembusan surat pindah dan surat pencabutan SKT dari KPP lama.
Adapun jika permohonan ditolak, KPP akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah dan menyampaikannya ke pembayar pajak dengan tembusan ke KPP baru.
Dalam beberapa kasus, kantor pajak secara jabatan bisa memindahkan tempat terdaftar wajib pajak ke KPP yang wilayah kerjanya mencakup alamat baru pembayar pajak.
Hal ini bisa terjadi sehubungan dengan integrasi data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Baca juga: Suami Istri Sama-sama Kerja, Lebih Baik Pisah atau Gabung NPWP?
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Salaam....
Catatan:
Tanya-tanya Pajak merupakan kolaborasi Kompas.com dan MUC Consulting, untuk Sahabat Kompas.com bertanya seputar kebijakan danpraktik perpajakan.
Sahabat Kompas.com dapat mengajukan pertanyaan lewat komentar artikel ini, melalui komentar di link artikel konsultasi pajak ini, atau langsung klik ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.