Perang Rusia dan Ukraina mendorong kenaikan harga rata-rata minyak secara global kenaikan, termasuk di Indonesia.
Dilansir dari Forbes, di AS kenaikan harga bensin juga naik, dengan kenaikan tertinggi terjdi di California, Oregon dan Washington.
Lonjakan harga tersebut terjadi setelah pasukan Rusia menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang merupakan pembangkit nuklir terbesar kedua di Eropa.
Hal ini kemudian, meningkatkan kekhawatiran sanksi baru yang bisa mengekang produksi minyak di Rusia, salah satu negara penghasil minyak utama dunia.
Harga minyak melonjak segera setelah serangan itu, dengan patokan AS West Texas Intermediate melonjak 5 persen ke level tertinggi hampir delapan tahun di 113 dollar AS per barel pada hari Jumat.
Dalam sebuah catatan, Goldman Sachs menyebut lonjakan harga minyak merupakan risiko inflasi utama untuk Amerika Serikat.
Goldman Sachs juga memperkirakan harga bisa tembus hingga 150 dollar AS per barel. Prediksi ini juga telah diramalkan sebelumnya oleh analis JPMorgan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.