Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini Dampaknya ke Indonesia

Kompas.com - 17/03/2022, 11:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, telah menaikkan suku bunganya sebanyak 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi di kisaran 0,25-0,5 persen.

Kenaikan suku bungan ini terjadi pertama kalinya setelah lebih dari tiga tahun. Sejak awal pandemi Covid-19 The Fed mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan ini akan memberikan dampak pada berbagai negara termasuk Indonesia.

Baca juga: Kendalikan Harga dan Inflasi, The Fed Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin

Dampak untuk Indonesia, Bank Indonesia (BI) tentu akan mengikuti kenaikan ini dengan menaikkan suku bunga acuannya.

"Dikhawatirkan tanpa naikkan BI 7DRR maka capital outflow akan menekan stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya kepada Kompas, Kamis (17/3/2022).

BI juga akan mewaspadai infasi bulan April mendatang yang diperkirakan akan tinggi. Pasalnya, bulan Ramadhan akan dimulai dan menyebabkan berbagai komoditas pangan mengalami kenaikan harga.

"Juga karena penyesuaian tarif PPN menjadi 11 persen dan naiknya harga pangan yang kontinu, salah satunya minyak goreng," kata dia.

Selain itu, sebelum The Fed menaikkan suku bunga, pemerintah telah menaikkan imbal hasil surat utang pemerintah. Hal ini mengindikasikan risiko surat utang dalam tren peningkatan.

Baca juga: Ramai Sentimen Positif, IHSG Tembus Level 7.020,19 Pagi Ini

Misalnya, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik 37,2 bps menjadi 6,75 persen di awal 2022.

"Investor juga menekan pemerintah untuk segera naikkan kupon surat utang SBN sebagai kompensasi atas naiknya suku bunga secara global," ucapnya.

Kenaikan suku bunga acuan ini juga akan membuat ekonomi global menjadi melambat karena adanya disrupsi pasokan dan risiko geopolitik.

Hal ini tentu akan memicu terjadinya tekanan ekonomi baik di AS maupun di negara berkembang seperti Indonesia, karena konsumen belum siap menghadapi kenaikan suku bunga.

Pasalnya, kenaikan suku bunga The Fed akan meningkatkan beban masyarakat global, di mana bunga KPR, bunga kredit kendaraan bermotor, hingga bunga pinjaman modal usaha akan mengalami kenaikan juga.

"Padahal indeks keyakinan konsumen (IKK) per Februari 2022 justru mengalami pelemahan," kata dia.

Oleh karenanya, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan sulit mencapai 5 persen di tahun ini.

Baca juga: Momentum Kenaikan Harga Batu Bara Dinilai Bisa Tingkatkan Devisa RI

"Risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi didalam negeri bisa kembali terjadi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com