Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Inflasi, Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - Diperbarui 19/08/2022, 16:33 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.comPertumbuhan ekonomi suatu negara memiliki korelasi positif terhadap tingkat inflasi. Inflasi yang terkendali akan meningkatkan kegiatan perekonomian suatu negara. Lantas, apa itu inflasi?

Pengertian inflasi

Secara sederhana, pengertian inflasi atau apa itu inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Menurut KBBI, pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Dengan kata lain, apa itu inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor.

Baca juga: BFI Finance Catat Kenaikan Laba Tumbuh 70,1 Persen pada Semester I-2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

Jika inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam periode tertentu, maka deflasi adalah kebalikannya. Deflasi artinya penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Dengan demikian, pengertian inflasi adalah sebuah situasi dimana kenaikan harga terjadi secara terus menurus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya.

Inflasi adalah sebuah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan dengan tuntas. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi sebuah inflasi adalah dengan mengendalikan atau mengontrolnya saja.

Baca juga: Cegah Dana Pemda Mengendap di Bank, Kemenkeu Siapkan Aturan Baru Soal Penyaluran DAU

Jenis-jenis Inflasi

Dikutip dari Gramedia.com, berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi 4 jenis. Ada inflasi dengan tingkat keparahan yang ringan. Ada juga inflasi dengan tingkat keparahan yang berat.

1. Inflasi ringan

Inflasi ringan adalah jenis inflasi yang terbilang mudah dikendalikan atau ditangani. Karena masih ringan, bentuk inflasi ini tidak memberikan efek atau pengaruh yang sangat mengganggu di bidang perekonomian pada sebuah negara.

Kondisi inflasi ringan biasanya terjadi ketika adanya sebuah kenaikan harga dibawah angka 10 persen pada tiap tahunnya.

2. Inflasi sedang

Jenis kedua yang termasuk pada tingkat keparahannya adalah inflasi sedang. Pada jenis inflasi ini, sudah ada pihak-pihak yang merasa terganggu akibat adanya inflasi. Contohnya seperti para pegawai atau karyawan yang memiliki gaji tetap.

Sebab, jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya ini membuat kenaikan harga secara umum. Kenaikannya berkisar dari 10 persen sampai 30 persen pada setiap tahunnya.

Baca juga: Transaksi Produk Halal di E-commerce dan Marketplace Capai Rp 10,82 Triliun

3. Inflasi berat

Jenis inflasi ini adalah inflasi yang mengakibatkan perekonomian di dalam sebuah negara menjadi kacau. Masyarakat umumnya akan menyimpan barang untuk persediaan.

Selain itu, masyarakat juga akan memilih untuk tidak menabung dalam bentuk uang. Sebab, bunga yang akan didapatkannya rendah. Inflasi berat ini terjadi apabila sebuah inflasi terjadi sekitar 30 persen sampai 100 persen pada setiap tahunnya.

4. Hyperinflation

Hyperinflation adalah jenis inflasi yang paling parah. Kondisi ini tentu akan membuat sebuah perekonomian di suatu negara menjadi sangat kacau. Hal itu terjadi meskipun sudah dikeluarkannya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Kekacauan yang terjadi pada tingkat hyperinflation ini tidak dapat dikendalikan. Itu berarti bahwa inflasi terjadi mencapai di atas angka 100 persen. Bahkan akan terus naik pada tiap tahunnya.

Baca juga: ITDP: Desain Ruang Jalan IKN Nusantara Belum Utamakan Pejalan Kaki dan Pesepeda

Penyebab inflasi

Secara umum, penyebab terjadinya inflasi atau sebab-sebab timbulnya inflasi adalah sebagai berikut:

1. Tingginya permintaaan

Penyebab inflasi yang pertama adalah tingginya permintaan terhadap barang atau jasa. Jika permintaan terhadap sebuah barang atau jasa naik, maka hal itu akan mengakibatkan penyediaan faktor produksi dan barang menjadi menurun.

Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas bahkan tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang itulah yang akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik.

2. Meningkatnya biaya produksi

Alasan kedua yang menjadi penyebab inflasi adalah karena adanya dorongan kenaikan terhadap biaya produksi. Hal itu terjadi dalam jangka waktu tertentu dan secara terus menerus.

Secara umum, penyebab inflasi akibat kenaikan biaya produksi adalah karena adanya desakan biaya produksi yang semakin naik. Inflasi ini dapat terjadi pada negara yang ekonominya sedang bertumbuh dan berkembang.

Baca juga: China Tambah Impor CPO 1 Juta Ton, Mendag Jamin Harga Minyak Goreng Tak Akan Naik

3. Jumlah uang beredar bertambah

Ketiga, penyebab inflasi adalah karena jumlah uang beredar. Teori ini dikemukakan oleh para kaum klasik. Mereka mengatakan bahwa ada sebuah keterkaitan antara jumlah uang yang beredar, dengan harga-harga barang.

Jika jumlah barang tetap tetapi jumlah uang yang beredar lebih banyak, maka harga akan menjadi mahal. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus, maka itu dinamakan inflasi.

4. Akibat perilaku masyarakat

Ini dinamakan sebagai inflasi ekspektasi. Penyebab inflasi ini terjadi akibat dari perilaku masyarakat. Masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan lebih baik lagi.

Inflasi jenis ini tergolong sulit terdeteksi. Sebab, kejadian inflasi ini tidak terlalu signifikan.

Baca juga: IKN Bakal Usung Kota 10 Menit, Seperti Apakah?

5. Struktural ekonomi yang kaku

Seorang produsen tidak dapat mencegah dengan cepat terkait kenaikan permintaan yang diakibatkan adanya pertumbuhan penduduk. Pada akhirnya, permintaan sulit terpenuhi ketika ada pertumbuhan jumlah penduduk.

6. Kekacauan ekonomi dan politik

Selanjutnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kekacauan ekonomi dan politik. Bila sebuah negara dalam kondisi yang tidak aman, maka harga barang di negara tersebut akan cenderung menjadi mahal. Hal ini juga pernah terjadi di Indonesia.

Tepatnya ketika ada kekacauan politik dan ekonomi. Hal tersebut terjadi pada tahun 1998 silam. Pada masa itu, level inflasi di Indonesia bahkan menyentuh angka 70 persen. Padahal level inflasi cenderung normal, berkisar dari 3 persen sampai 4 persen.

Baca juga: Bappebti Perketat Pengawasan Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Terdaftar

7. Keputusan perusahaan

Keputusan perusahaan juga bisa menjadi salah satu penyebab inflasi. Perusahaan yang membuat barang populer sering menaikkan harganya. Hal itu dilakukan hanya karena konsumen bersedia membayar harga yang diinginkan tersebut.

Perusahaan juga akan menaikkan harga secara bebas. Terlebih ketika barang yang dijual adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan para konsumen. Contohnya seperti kebutuhan sehari-hari gas dan minyak.

8. Utang nasional

Selain itu, yang menjadi penyebab inflasi adalah utang nasional. Ketika utang di suatu negara meningkat, maka umumnya pemerintah memiliki dua opsi.

Pertama, pemerintah dapat menaikkan pajak. Kedua, pemerintah mencetak lebih banyak uang untuk melunasi hutang negara tersebut.

Bila pajak mengalami kenaikan, maka bisnis akan bereaksi. Mereka akan menaikkan harganya. Hal itu dilakukan untuk mengimvangi kenaikan tarif pajak di perusahaan tersebut.

Jika pemerintah memilih pilihan kedua, maka hal itu akan berdampak pada peredaran uang di masyarakat. Hal itu akan mengarahkan kepada kenaikan harga dan devaluasi mata uang.

Baca juga: Pertambangan Tanpa Izin di Daerah Marak Saat Harga Komoditas Naik

9. Faktor luar negeri

Penyebab inflasi adalah tidak hanya berasal dari faktor internal saja. Namun, inflasi juga bisa berasal dari faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor dari luar negeri.

Contohnya seperti adanya kenaikan dalam harga minyak mentah. Kenaikan pada komoditas impor lainnya juga berpengaruh. Seperti bahan makanan dan bahan minuman. Terlebih kenaikan tersebut terjadi secara berkelanjutan.

Dampak inflasi

Dampak inflasi sendiri seringkali identik dengan efek negatif karena kenaikan harga barang sehingga membuat daya beli masyarakat menurun, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Baca juga: Indonesia Pamerkan Potensi Rempah-rempah Organik di Uni Eropa

Kedua, dampak inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.

Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat dampak inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

Cara mengatasi inflasi

Dikutip dari buku Ekonomi Publik (2018) karya Amiruddin Idris dikatakan untuk mengatasi masalah inflasi dibutuhkan kebijakan yang tepat. Berikut beberapa kebijakan yang bisa digunakan untuk pengendalian inflasi:

1. Kebijakan moneter

Segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah di bidang moneter dikenal sebagai kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kebijakan moneter terbagi menjadi beberapa hal, yaitu:

a. Kebijakan penetapan persediaan kas

Hal ini diambil oleh bank sentral untuk mengurangi uang yang beredar. Caranya dengan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, maka inflasi dapat ditekan.

b. Kebijakan diskonto

Bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya agar masyarakat terdorong untuk menabung. Harapannya jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga inflasi bisa ditekan.

c. Kebijakan operasi pasar

Jumlah uang yang beredar juga bisa dilakukan dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Jika banyak surat berharga yang dijual, jumlah uang beredar berkurang dan inflasi bisa dikurangi.

2. Kebijakan fiskal

Untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah bisa dilakukan dengan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal termasuk, sebagai berikut:

a. Menghemat pengeluaran pemerintah

Pemerintah dapat menekan inflasi dengan mengurangi pengeluaran. Sehingga permintaan barang atau jasa bisa ditekan. Hasilnya harga barang atau jasa juga menurun.

b. Menaikkan tarif pajak

Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tersebut dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga turun dan inflasi ditekan.

3. Kebijakan lainnya

Cara lain dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar. Untuk menambah jumlah barang, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan produksi.

b. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang. Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang melonjak. Sehingga inflasi dapat dikendalikan.

 

Demikian penjelasan mengenai apa itu inflasi, jenis-jenis inflasi, penyebab inflasi, serta dampak inflasi. Bisa dikatakan, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

 

Pengertian inflasi dan beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi di suatu negaraFreepik Pengertian inflasi dan beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi di suatu negara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com