Caranya, sebut dia, adalah dengan pemetaan ketersediaan benih dan kesiapan calon petani/calon lokasi (CP/CL) di daerah calon komoditas.
"Selain itu, (kita) juga perlu menyinergikan data potensi ketersediaan benih sebagai pertimbangan dalam menyusun skala prioritas alokasi kegiatan. Untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman karet, diarahkan untuk pola diversifikasi jarak tanam," paparnya.
Tak hanya itu, Andi juga memaparkan fokus peremajaan kawasan tanaman tahunan dan penyegar selain sawit.
"Berdasarkan data dari 29 juta lahan perkebunan, terdapat 1,2 juta lahan perkebunan dengan 8 komoditas unggulan yang harus segera diremajakan," tuturnya.
Peremajaan tanaman itu, Andi menjelaskan, memerlukan kebutuhan logistik benih yang besar. Oleh karenanya, Ditjenbun meluncurkan Bank Benih Perkebunan.
Baca juga: Respons Mentan SYL Soal La Nina, Ditjenbun Paparkan Program Atasi La Nina
“Perlu pendanaan dari sumber lain untuk mendukung penyiapan benih. Untuk mendukung penyediaan benih, akan segera dilaunching Bank Benih Perkebunan dengan pendanaan dari CSR perusahaan perbenihan perkebunan.” Jelas Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.