Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abraham Wahyu Nugroho
Pegawai Negeri Sipil

Pemerhati Kebijakan Publik

Makroekonomi Terkini: Ekonomi Indonesia di Jalur yang Tepat?

Kompas.com - 01/08/2023, 14:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HASIL Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 24-25 Juli 2023, telah memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) tetap pada angka 5,75 persen.

Adapun suku bunga deposit facility tetap sebesar 5 persen dan suku bunga lending facility tetap 6,5 persen.

Suku bunga acuan ini masih tetap sama sejak awal 2023 lalu, di mana naik sebanyak 25 basis points dibandingkan Desember 2022 pada angka 5,5 persen.

Pada saat itu, kenaikan 25 basis points lebih diupayakan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking.

Terkendalinya inflasi serta tren disinflasi sepanjang semester pertama 2023 mendorong BI tetap mempertahankan suku bunga acuan.

Kebijakan yang ditempuh tersebut dinilai masih konsisten dengan stance BI untuk memastikan terkendalinya angka inflasi dalam rentang 3,0±1 persen pada semester kedua tahun ini.

Dalam diskusi dengan IMF yang diikuti penulis pada akhir Juni lalu, disimpulkan bahwa kondisi global dalam tahap recovery, namun masih terjal.

Ekonomi global masih mengalami ketidakpastian akibat pengetatan moneter dan inflasi, pertumbuhan yang belum kuat di AS dan Tiongkok, hutang dan terbatasnya penyangga fiskal, sampai fragmentasi geopolitik yang belum mereda.

Aktivitas global (manufaktur, perdagangan, ritel, dan jasa) dalam kondisi kurang menguntungkan, namun setidaknya terdapat sedikit perbaikan mulai kuartal kedua 2023 lalu.

Kawasan Asia dianggap mampu menjadi pemimpin pertumbuhan global, dengan kontribusi terbesar berasal dari Tiongkok dan India.

Dua negara dengan penduduk terbesar (total 2,8 miliar orang) tersebut merupakan satu-satunya faktor pendorong melalui permintaaan konsumsi domestik, di saat kinerja ekspor Asia terganggu akibat kurangnya permintaan dari AS dan Eropa.

Kondisi finansial Asia saat ini secara umum masih tangguh, walaupun saham perbankan Asia sedikit dijual akibat turbulensi SVB, namun kondisinya sudah mulai pulih.

Lantas bagaimana dengan kondisi Indonesia? PDB Indonesia pada triwulan I-2023 tetap menunjukkan angka stabil, namun belum meningkat kuat sebesar 5,03 persen (year on year/yoy).

Sementara itu, PDB triwulan II-2023 diprakirakan tumbuh lebih baik dari proyeksi. Adapun proyeksi PDB 2023 secara keseluruhan diprakirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen.

Dari sisi permintaan, diperlukan penguatan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi bangunan yang saat ini masih menurun akibat konsumen yang cenderung menahan belanja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com