Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Untuk memenuhi visi misi dan tujuan perusahaan, pemimpin harus bekerja sama dengan anggota timnya. Itulah mengapa, demi mendapatkan hasil terbaik, pemimpin dan anggota tim harus memiliki energi yang selaras.
Pemimpin pun harus memiliki arahan yang jelas agar ia dan anggota tim memiliki ekspektasi yang sama.
Begitulah yang dikatakan Ricky Setiawan, Chief Revenue Officer Happy5 & Co-Founder Impact Factory, dalam siniar Obsesif episode “Clarity in Action For Leadership Excellence” dengan tautan s.id/ObsesifRicky.
Bahkan, Ricky menekankan pentingnya komunikasi seorang pemimpin dengan anggota timnya karena, “It’s better to have over communication, than an assumption.”
Sayangnya, saat hasil atau tujuan itu tercapai, masih ada beberapa pemimpin yang hanya membuat dirinya bersinar seorang diri. Ia enggan memberikan spotlight atau apresiasi kepada anggota tim lainnya yang telah bekerja keras.
Apresiasi adalah hal kecil yang terkadang sering dilupakan. Saat bekerja, seorang karyawan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya secara maksimal. Tentunya, dengan harapan hasil yang dicapai sesuai dengan kemauan perusahaan.
Saat usahanya tidak mendapat apresiasi yang semestinya, hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas dan semangat kerja karyawan. Mereka pun jadi ragu untuk bekerja dengan sungguh-sungguh karena tidak mendapat apresiasi, bahkan dari pemimpin mereka sendiri.
Baca juga: 4 Langkah Menjadi Pemimpin yang Mendengarkan
Minimnya apresiasi atau spotlight adalah masalah umum yang dialami banyak karyawan saat ini. Sebuah survei oleh perusahaan layanan kesehatan menemukan ada 29 persen karyawan yang belum menerima apresiasi dari hasil kinerjanya selama setahun.
Padahal, saat masuk ke perusahaan tersebut, pemimpin selalu menguji loyalitas karyawan dan mengingatkan mereka untuk memberikan hasil maksimal.
Memberikan apresiasi atau spotlight kepada karyawan bisa membuat mereka merasa dihargai dan kehadiran mereka berharga untuk perusahaan. Selain itu, spotlight ini juga membuat karyawan tahu bahwa kerja keras mereka tidak luput dari perhatian perusahaan.
Itulah mengapa spotlight dan apresiasi bisa berfungsi sebagai pengakuan atas hasil kinerja yang baik. Alhasil, perusahaan dan pemimpin pun mendapatkan citra positif karena telah berhasil memandu karyawannya untuk menciptakan karya.
Egois adalah sifat yang bisa menghancurkan seorang pemimpin. Hal ini karena pemimpin yang egois bisa membuat anggota tim tak mempercayainya lagi karena ia hanya memetingkan dirinya sendiri.
Misalnya, saat mempresentasikan hasil penjualan tahunan di depan perusahaan, seorang pemimpin terus berkata bahwa ini semua adalah usahanya. Alih-alih mengucapkan terima kasih kepada tim, ia justru hanya membicarakan dirinya sendiri.
Di sisi lain, pemimpin itu justru memberikan spotlight ke karyawannya saat ia melakukan kesalahan. Pemimpin itu justru menyalahkan semua kesalahan itu kepada sang karyawan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.