Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HMSP Dukung Pengembangan UMKM dengan Ragam Pendampingan

Kompas.com - 21/10/2023, 21:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menyatakan terus mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini dilakukan dengan memberikan beragam program pendampingan UMKM.

Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, perseroan berkomitmen untuk mengembangkan UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Saat ini, salah satu tantangan utama bagi UMKM agar dapat berkembang ialah akses pasar.

“Oleh karena itu, kami berupaya menjawab tantangan tersebut melalui rangkaian kegiatan pendampingan UMKM dengan lebih dari 36 topik pelatihan, termasuk digitalisasi, legalitas usaha, QRIS, dan lainnya. Tujuannya ialah memperluas akses pasar hingga pengembangan bisnis bagi para UMKM peserta,” ujar Elvira dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2023).

Baca juga: HMSP Dorong Ekspor Produk UMKM Indonesia Timur

Ilustrasi UMKM. SHUTTERSTOCK/HANANEKO_STUDIO Ilustrasi UMKM.

Elvira mengatakan, Sampoerna percaya bahwa digitalisasi dan pendampingan ialah kunci untuk mendukung UMKM agar semakin berdaya dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok global.

Sebagai informasi, program kolaborasi yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan mendorong UMKM go digital ini menyasar sekitar 1.000 UMKM di wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Program ini telah membantu para pelaku UMKM onboard di marketplace dan media sosial. Lebih dari 500 UMKM memiliki QRIS dan barcode produk, lebih dari 800 memiliki legalitas usaha dan lebih dari 30 UMKM yang produknya dipromosikan melalui kegiatan Nusantara Festival (B1GI).

Pada program ini, penyelenggara juga memilih 10 UMKM terbaik untuk mengikuti bootcamp. Mereka menampilkan proposal bisnisnya (business pitching) di hadapan juri yang kompeten pada bidangnya masing-masing.

Baca juga: Fokus Garap UMKM, Lion Parcel Catat Peningkatan Pengiriman hingga 50 Persen

Ilustrasi UMKM memanfaatkan ekosistem logistik untuk pengiriman barang. SHUTTERSTOCK/GORODENKOFF Ilustrasi UMKM memanfaatkan ekosistem logistik untuk pengiriman barang.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memuji investasi yang dilakukan Sampoerna, sehingga bisa menghadirkan lapangan kerja dan menciptakan nilai tambah melalui pembinaan UMKM.

Sandiaga menuturkan pemerintah aktif mendorong investasi di dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah. Sampoerna misalnya berinvestasi di Tanah Air untuk memberikan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja.

"Sesuai dengan Pasal 33 UUD negara kita, jelas panduannya usaha-usaha ini (UMKM) harus kita bantu. Kemenparekraf yakin ekonomi kreatif adalah ekonomi masa depan Indonesia," ujarnya di Jakarta.

Sandiaga menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara pada acara “Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan (IDEAL)” yang merupakan acara puncak dari Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital yang digelar di Gedung BJ Habibie, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kamis (19/10/2023) lalu.

Baca juga: Kisah UMKM Tempe Man, Penjualan Anjlok Saat Pandemi hingga Bisa Bangkit

Menurutnya, dengan jumlah UMKM Indonesia sangat besar, terdapat tanggung jawab besar juga untuk membantu para pelaku UMKM agar naik kelas dan menjadi besar.

Menparekraf mengingatkan, dengan jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta, wadah edukasi meningkatkan kapasitas UMKM sangat terbuka. Jumlah UMKM yang besar juga menjadi pekerjaan rumah agar UMKM bisa naik kelas dan menjadi besar.

Menparekraf lantas memberikan tiga tips agar UMKM bertumbuh yakni selalu melakukan inovasi, adaptasi terhadap perubahan dan aktif berkolaborasi ketimbang kompetisi.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa modal utama UMKM adalah kreativitas. Jika ingin naik kelas, UMKM butuh sentuhan teknologi.

Baca juga: Pentingnya Asuransi Mikro untuk Pelaku UMKM

Penerapan teknologi bagi UMKM sejatinya tidak rumit karena banyak teknologi sederhana tetapi tepat guna.

Dia mencontohkan teknologi dibutuhkan untuk bisa sangrai kopi dengan kualitas yang seragam. Contoh lainnya ialah pengalengan makanan sehingga produk siap saji lebih awet untuk jangka waktu tertentu.

“Teknologi itu tidak selalu hal yang rumit-rumit. Yang simpel justru banyak. Simpel, sederhana, tapi kena, itu kuncinya,” ujarnya.

Untuk menerapkan teknologi tepat guna, UMKM perlu dihubungkan dengan pihak yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. BRIN terbuka bagi UMKM yang ingin berkonsultasi dan memanfaatkan fasilitas, dengan catatan bisa bekerja sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com