Menurutnya, kalau respons Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) tidak terlalu signifikan terhadap serangan balasan Iran, maka tren kenaikan harga minyak mentah tidak terus berkelanjutan, melainkan terjadi spike yakni kenaikan harga secara tajam untuk sementara waktu sebelum akhirnya turun kembali.
Baca juga: RI Tak Impor Minyak dari Iran, tapi Ada Potensi Gangguan Rantai Pasok
"Hitungan kita kan selama setahun, kalau itu berkelanjutan selama setahun ya dampaknya bisa seperti itu, tapi kalau ini spike, bisa balik, jadi tidak sebesar itu," jelas Tutuka.
Kendati ada potensi kenaikan harga minyak mentah yang berdampak pada anggaran subsidi energi, ia menyebut, pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM. Menurutnya, perlu ada tahapan untuk bisa mengambil kebijakan.
Saat ini pemerintah sendiri masih memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM hingga Juni 2024 mendatang.
"Sampai saat ini belum. Kalau menurut saya, ada step by steb dalam hal kebijakan. Dalam hal preparasi kemungkinan terburuk kita lakukan, tapi kalau dalam hal kebijakan menurut saya, ya jangan cepat-cepat, karena saat ini kami harapkan spike dan tidak perlu direspons segera," tutupnya.
Baca juga: Imbas Konflik Iran-Israel, Harga Minyak Bisa Mendidih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.