Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Artis Pakai Elpiji 3 Kg, Kementerian ESDM: Bukan Haknya

Kompas.com - 17/04/2024, 05:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) menegaskan penggunaan elpiji 3 kilogram (kg) hanya untuk orang kurang mampu alias orang miskin. Maka dari itu, orang kaya dilarang mamakai gas bersubsidi tersebut.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat merespons ramainya pemberitaan artis Prilly Latuconsina menggunakan elpiji 3 kg.

"Kami menyampaikan kepada masyarakat, janganlah seperti itu. Itu adalah hak orang yang kurang mampu," ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Baca juga: Prilly Latuconsina Dihujat Gegara Pakai Elpiji 3 Kg, Ini Aturannya

Ia pun meminta masyarakat dengan kemampuan finansial yang baik untuk menyadari bahwa mereka tidak memiliki hak mengonsumsi elpiji bersubsidi. Dengan kesadaran diri itu, maka membantu penyaluran elpiji subsidi bisa tepat sasaran ke orang miskin.

"Jadi, ya merasaIah bahwa ini bukan haknya membeli. Kan enggak boleh, bukan haknya. Ini hak orang lain," kata Tutuka.

Menurutnya, untuk saat ini Kementerian ESDM tak menetapkan sanksi bagi orang kaya yang menggunakan elpiji 3 kg. Melainkan pihaknya melakukan tindakan pencegahan untuk menekan penyelewengan.

Baca juga: Ini Selisih Harga Tabung Gas Elpiji Subsidi Vs Non-Subsidi Per Kg

Meski begitu, pemerintah saat ini sedang melakukan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Tabung Gas 3 Kg.

Beleid itu akan diperbaharui agar penyaluran elpji bersubsidi bisa lebih tepat sasaran. Pada aturan terbaru nantinya ditetapkan lebih rinci kelompok masyarakat yang berhak mengomsumsi elpiji 3 kg.

Selain itu, sudah dilakukan pendataan Nomor Induk Kependudukan (NIK), sehingga nantinya hanya masyarakat dengan NIK yang terdaftar sebagai penerima subsidi yang bisa membeli elpiji kg.

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok Elpiji Aman hingga 15 Hari Mendatang

"Nanti akan ada desil berapa yang boleh membeli, nah di luar itu enggak bisa membeli. Kan kita sudah punya sistem, sudah terdaftar 161 juta NIK. Nah itu nanti kalau dia mau beli kemudian tunjukkan KTP-nya, dan ternyata tidak dalam kelompok itu, maka enggak bisa," jelas Tutuka.

Sebelumnya, di media sosial ramai pembahasan Prilly Latuconsina kedapatan menggunakan gas elpiji subsidi yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Ini diketahui dari unggahan foto di akun Instagram-nya.

Prilly pun sempat mengklarifikasi terkait awal mulanya tabung gas subsidi itu bisa ada di dapur rumahnya. Ia bilang, tabung gas subsidi tersebut merupakan pinjaman dari agen gas langganannya karena ketiadaan tabung gas non-subsidi saat itu.

Baca juga: Lebaran 2024, Pertamina Tambah 7,36 Juta Tabung Elpiji 3 Kg

Dia mengaku tidak sadar dengan hal itu sampai melihat beragam komentar pedas netizen di akun Insragram-nya.

Prilly menyatakan tak pernah ada niatan untuk menyembunyikan penggunaan elpiji 3 kg. Ia pun mengaku sudah mengembalikan tabung gas subsidi tersebut ke agen langganannya.

Baca juga: Kasus Oplos Elpiji 3 Kg di Bandung, Pertamina Proses Hukum 4 Pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com