Sebagian besar bank sentral di Asia terus mencermati langkah bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed selanjutnya, karena mereka biasanya mengambil keputusan kebijakan moneter berdasarkan antisipasi langkah bank sentral AS.
Baca juga: S&P 500 dan Nasdaq Rebound Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia
The Fed memberi isyarat menjelang akhir tahun 2023 bahwa beberapa kali penurunan suku bunga mungkin terjadi pada tahun ini.
Namun, The Fed pada Mei 2024 memproyeksikan hanya satu pemotongan sebesar 25 basis poin untuk sisa tahun 2024. Hal ini sangat berbeda dengan grafik yang dirilis pada akhir Maret 2024, di mana The Fed menyiratkan bahwa suku bunga akan dipangkas sebesar 75 basis poin pada tahun 2024.
Meski begitu, bank sentral telah merencanakan jalur yang lebih agresif untuk memperketat kebijakan moneter pada tahun 2025, dengan meningkatkan perkiraannya menjadi empat kali pemotongan sebesar 25 basis poin.
Ekspektasi penurunan suku bunga telah berulang kali ditolak karena inflasi tetap lebih tinggi dari perkiraan. Pertumbuhan lapangan kerja dan upah yang lebih tinggi di AS juga menambah narasi bahwa The Fed tidak perlu menurunkan suku bunganya.
Baca juga: Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?
Berikut indeks saham terbaik dan terburuk di Asia Pasifik sepanjang semester I 2024.