Nikkei melampaui rekor 34 tahun pada bulan Februari 2024, melampaui rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya di 38,915.87, yang dicapai pada 29 Desember 1989.
Setelah itu, indeks Nikkei melonjak melewati ambang psikologis 40.000, dan akhirnya mencapai penutupan tertinggi baru sepanjang masa di 40.888,43 pada 22 Maret 2024 lalu.
"Meskipun Taiwan mungkin memimpin pasar Asia, Jepang tampaknya menjadi pasar yang diunggulkan di masa depan," ujar para analis kepada CNBC.
Baca juga: Simak 5 Tips Investasi Hadapi Pasar Saham yang Lesu
Ghosh mengatakan, peningkatan standar tata kelola perusahaan terus memberikan dampak nyata dan besar terhadap kinerja perusahaan di Jepang, negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia.
Selain itu, berdasarkan catatan pada 14 Juni 2024 dari Ben Powell, kepala strategi investasi APAC di BlackRock Investment Institute, menunjukkan bank sentral Jepang Bank of Japan semakin yakin akan memenuhi target inflasi dan dengan demikian menormalisasi kebijakan moneter secara bertahap dan terukur.
Powell mengatakan latar belakang makroekonomi Jepang menguntungkan bagi aset-aset berisiko.
“Kami tetap melebih-lebihkan saham Jepang, didorong oleh momentum reformasi perusahaan yang kuat, pendapatan yang sehat, dan dukungan penilaian dari suku bunga riil yang masih negatif," ujar dia.
Baca juga: Wall Street Ditutup Menguat Berkah Kenaikan Harga Saham Teknologi
Meskipun sebagian besar pasar Asia berada di wilayah positif sepanjang tahun ini, tiga indeks saham, yakni Thailand, Indonesia dan Filipina, jatuh ke zona negatif.
Indeks SET Thailand anjlok 8 persen dalam enam bulan pertama, menjadi indeks dengan kinerja terburuk di kawasan Asia.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,88 persen, sedangkan indeks saham Filipina melemah sekitar 0,6 persen pada periode yang sama.