Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Tahan Penyaluran Dana untuk 90 Pemda, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 26/10/2021, 07:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menahan penyaluran dana dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk 90 pemerintah daerah (Pemda).

Penundaan terjadi lantaran Pemda belum memenuhi syarat penyaluran DAU yang diminta pemerintah pusat. Syarat tersebut adalah laporan belanja wajib DAU serta laporan pelaksanaan belanja 8 persen dana DAU dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

"Pemda karena belum menyampaikan laporan, kita belum berikan transfer untuk DAU dan DBH-nya. Kalau dirinci (90 pemda itu terdiri dari) 78 untuk kabupaten, 6 kota, dan 6 provinsi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (25/10/2021).

Baca juga: Belum Ada Penerbangan Internasional ke Bali, Begini Kata Sandiaga Uno

Akibat penundaan transfer dana tersebut, realisasi penyaluran DBH dan DAU masing-masing terkontraksi minus 14,2 persen dan minus 4,7 persen. Hingga September 2021, penyaluran DBH baru 60,05 persen atau 58,9 persen dari total dana. Realisasi ini jauh lebih kecil dibanding periode yang sama tahun 2020 yakni Rp 69,99 triliun.

Begitu pula dengan DAU. Penyaluran DAU sampai September 2021 baru Rp 306,29 triliun atau 78,5 persen dari total anggaran. Tahun sebelumnya, realisasi mencapai Rp 321,30 triliun atau 83,6 persen.

Kontraksi dua komponen transfer ke daerah itu membuat Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sepanjang tahun 2021 hanya Rp 541,47 triliun, atau minus 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 629,70 triliun.

"TKDD mengalami kontraksi minus 14 persen. Tahun ini sampai September hanya Rp 541,47 triliun. Apa sebabnya? Penyaluran DBH dan DAU dalam hal ini menurun dan DAU minus 4,7 persen. Ada 90 Pemda belum memenuhi syarat untuk penyaluran DAU," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Beli Tiket Kereta Api Wajib Pakai NIK

Secara keseluruhan, komponen TKDD kompak mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada DAK Fisik yakni  minus 58,8 persen. Sampai September 2021, realisasi DAK Fisik baru 20,54 triliun atau 31,5 persen dari total anggaran. Tahun lalu, DAK Fisik sudah tersalur Rp 49,89 triliun di periode yang sama.

Penyebabnya kata Sri Mulyani, pemerintah pusat melakukan normalisasi penyaluran pada tahun ini, usai merelaksasi penyaluran DAK Fisik pada tahun 2020 lalu. Relaksasi tersebut berupa pengurangan syarat sehingga dana bisa langsung ditransfer ke daerah.

Relaksasi meliputi bebas persyaratan reviu dari aparat pengawas internal dan diberikan penyaluran DAK Fisik sekaligus di bulan September 2020.

"Tahun ini kita normalisasi sehingga DAK fisik penyalurannya seperti menurun. Karena kita kembalikan berbagai rambu-rambu agar anggaran yang diberikan kepada daerah betul-betul mencapai tujuannya terutama DAK fisik adalah (untuk) pembangunan fisik," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah Berencana Wajibkan PCR di Semua Transportasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com