Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal 2022, APBN Alami Surplus Rp 28,9 Triliun

Kompas.com - 22/02/2022, 18:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus mengawali tahun 2022. Surplus tersebut mencapai Rp 28,9 triliun pada Januari 2022.

Besaran surplus setara dengan 0,16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pemaparannya menjelaskan, capaian surplus membuat APBN mengalami perbaikan hingga 163,5 persen. Sebab pada Januari 2021 lalu, APBN tercatat defisit Rp 45,5 triliun atau 0,27 persen dari PDB RI.

Baca juga: Janji Pemerintah Jokowi Bangun Ibu Kota Baru: Hindari Utang dan Tidak Bebani APBN

Dari sisi keseimbangan primer, surplus sebesar Rp 49,4 triliun. Sedangkan di Januari 2022, keseimbangan primer defisit sekitar 20,8 triliun.

"Bulan Januari APBN kita mengalami surplus dari keseimbangan primer maupun surplus secara total. Jadi ini pembalikan yang luar biasa dan ini defisit yang cukup tinggi karena waktu Januari 2021 tentu kenaikan defisit mencapai 30 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022)

Baca juga: Sri Mulyani: Kasus Omicron di Indonesia Tertinggi ke-9 di Dunia

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, surplus terjadi lantaran belanja negara lebih kecil dibanding pendapatan negara yang terkumpul pada Januari 2021.

Dengan adanya surplus, pembiayaan APBN pun mengalami kontraksi hingga 101,8 persen dari target Rp 868 triliun dalam APBN 2022. Tahun lalu, pembiayaan anggaran bulan Januari sudah tembus Rp 166,6 triliun.

"Ini adalah suatu situasi di mana APBN kita membalik atau mengalami situasi pembalikan yang sangat baik," sebut Sri Mulyani.

Baca juga: Ambisi RI Kurangi Emisi Karbon sampai 2030, Sri Mulyani: Butuh Rp 3.461 Triliun

Pendapatan negara

Bendahara negara ini mencatat, pendapatan negara pada Januari 2022 mencapai Rp 156 triliun atau terealisasi 8,5 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.846,1 triliun

Pendapatan negara tumbuh sebesar 54,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Januari tahun lalu yang masih terkontraksi 4,2 persen atau sebesar Rp 100,7 triliun.

"Kita sudah kumpulkan pendapatan negara Rp 156 triliun atau 8,5 persen dari target APBN tahun 2022. Pendapatan negara tumbuh 54,9 persen, kenaikan yang sangat tinggi. Tahun lalu pendapatan negara masih kontraksi 4,2 persen," beber Sri Mulyani.

Baca juga: 54 Persen Dana Pindah Ibu Kota Pakai APBN, Sri Mulyani: Sebetulnya Enggak Ada...

Secara rinci, penerimaan perpajakan sudah mencapai Rp 134 triliun atau 8,9 persen dari target APBN yang sebesar Rp 1.510 triliun. Penerimaan perpajakan ini tumbuh 65,6 persen, lebih tinggi dibanding Januari tahun lalu yang terkontraksi 5,2 persen.

Penerimaan perpajakan ditopang oleh penerimaan pajak serta kepabeanan dan cukai. Pemerintah mencatat, penerimaan pajak mencapai Rp 109,1 triliun atau tumbuh 59,4 persen (yoy). Besarannya mencapai 8,6 persen dari target APBN Rp 1.265 triliun.

Baca juga: Defisit APBN 2022 Diproyeksi Lebih Rendah, Ini Sebabnya

Adapun kepabeanan dan cukai mencapai Rp 24,9 triliun atau tumbuh 99,4 persen. Penerimaan negara dari bea dan cukai ini setara 10,2 persen dari target APBN Rp 245 triliun.

"Sementara PNBP sebesar Rp 22 triliun, lebih baik dibanding Januari tahun lalu yang hanya Rp 19,7 triliun atau naik 11,4 persen (yoy). Porsinya sudah mencapai 6,6 persen dari target APBN Rp 335,6 triliun," jelas Sri Mulyani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com