Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasaran Wawai, Program Pengolahan Sampah Berbasis Ekosistem dan Digital

Kompas.com - 13/09/2022, 12:13 WIB
Tri Purna Jaya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Ratusan ribu kilogram sampah rumah tangga teridentifikasi "mengepung" perairan Pulau Pasaran, Bandar Lampung.

Sampah yang didominasi plastik tersebut mencemari pulau penghasil ikan asin tersebut pun belum terkelola dengan tepat.

Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) Monica Oudang mengungkapkan, timbunan sampah teridentifikasi mencapai 149.000 kilogram per tahun di pulau tersebut.

"64 persen di antaranya berupa residu plastik yang berasal dari rumah tangga, dan berpotensi mencemari perairan dan daratan Pulau Pasaran," kata Monica di Bandar Lampung, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Kemasan Bekas Pakan Hewan Peliharaan Didaur Ulang Jadi Tas Jinjing

Kemudian, hampir 95 persen masyarakat Pulau Pasaran pun belum mengelola sampah rumah tangga dengan baik.

"Keterbatasan akses, pengolahan, serta sulitnya penjemputan dan daur ulang sampah menjadi penyebab permasalahan ini," kata Monica.

Dengan melihat kondisi itu, YABB yang merupakan organisasi nirlaba dibawah Grup GoTo, bersama tiga changemakers Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek percontohan pengelolaan sampah bertajuk Pasaran Wawai.

Bersama ketiga changemakers yang terdiri dari Gajahlah Kebersihan, Angkuts Indonesia, dan Askara Cendekia ini, solusi persampahan ini berbasis ekosistem dengan menggabungkan optimalisasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat memberikan dampak nyata.

Perwakilan Changemakers CCE Lampung M Hafiz Waliyuddin mengungkapkan, solusi persampahan yang dilakukan diantaranya mengubah perilaku masyarakat setempat.

"Harapannya perubahan perilaku bisa mengurangi timbunan sampah hingga 20 persen, dan pemilihan sampah bisa mencapai 16,7 persen," kata Hafiz.

Solusi selanjutnya adalah menghadirkan platform penjemputan sampah berbasis digital untuk memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah anorganik ke tempat pengolahan sampah RINDU (Rumah Inovasi Daur Ulang), bank sampah, dan tempat pembuangan sampah–reduce, reuse, recycle (TPS 3R).

Solusi selanjutnya adalah memastikan terjadinya pengomposan sampah organik di lokasi sumber, dan membangun rumah daur ulang sampah inovatif RINDU.

"RINDU ini ditujukan untuk mengolah low value plastic menjadi produk bernilai ekonomi, dengan target 90% sampah anorganik Pulau Pasaran yang dijemput bisa didaur ulang," kata Hafiz.

Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana yang diwakilkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Khaidarmansyah mengatakan Pulau Pasaran yang berpenghuni sekitar 1.500 jiwa ini memiliki potensi yang besar.

"Khususnya dalam memasok ikan asin serta ikan teri nasional dan menjadi desa wisata. Sangat disayangkan apabila potensi tersebut tidak dapat dioptimalkan jika isu sampah masih terus ada, dan ini lah yang menjadi alasan kami mendukung proyek Pasaran Wawai," kata Khaidar.

Baca juga: Mobil Listrik dan Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com