Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

World Economic Forum: Konflik Timbulkan Risiko Krisis Energi, Pasokan Pangan, hingga Biaya Hidup

Kompas.com - 18/01/2023, 15:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Risiko Global (Global Risks Report) 2023 dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) menyatakan, konflik dan ketegangan geokonomi yang terjadi sejak tahun lalu telah memicu serangkaian risiko global. Risiko ini bersifat jangka pendek serta jangka panjang.

Dalam jangka pendek, risiko yang dialami dari konflik ialah krisis energi dan pasokan pangan yang mungkin akan terjadi hingga dua tahun ke depan. Hal itu juga diikuti oleh peningkatan biaya hidup serta pembayaran utang yang tajam.

Laporan yang dibuat WEF bersama Marsh McLennan dan Zurich Insurance Group itu menyebutkan, konflik Rusia-Ukraina telah membawa kembali krisis energi, inflasi, pangan, dan keamanan. Situasi ini mencipatakan risiko lanjutan yang dapat mendominasi hingga dua tahun mendatang.

Baca juga: Bantalan Krisis Global 2023

Adapun risiko lanjutan yang dimaksud ialah, resesi, meningkatnya kesulitan utang, berlanjutnya krisis biaya hidup, masyarakat terpolarisasi, jeda pada aksi iklim yang cepat, hingga perang geoekonomi zero-sum.

"Kelompok yang masuk dalam kategori rentan semakin menderita - dan karena krisis yang bertubi-tubi, kelompok yang tergolong rentan secara cepat meluas di negara kaya maupun miskin," ujar Managing Director WEF, Saadia Zahidi, dikutip Rabu (18/1/2023).

Risiko pemanasan global dan keresahan sosial

Dalam jangka menengah ke panjang, konflik berpotensi menimbulkan risiko terhadap alam. Laporan itu menyebutkan, jika dunia tidak mulai bekerjasama dalam mitigasi iklim dan adaptasi iklim, akan terjadi pemansan global dan gangguan ekologis secara berkelanjutan dalam 10 tahun ke depan.

Baca juga: Antisipasi Krisis 2023, Erick Thohir: BUMN Siap Jadi Pembeli Siaga Bahan Pangan Pokok

Secara bersamaan, kepemimpinan yang didorong oleh krisis dan risiko perseteruan geopolitik menciptakan keresahan sosial pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan investasi pada perkembangan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang menghilang, semakin mengikis ikatan sosial yang ada.

"Iklim dan perkembangan sumber daya manusia wajib menjadi perhatian utama para pemimpin dunia, bahkan saat mereka tengah memerangi krisis yang sedang terjadi. Kerja sama merupakan satu-satunya cara untuk melangkah maju," tutur Saadia.

Oleh karenanya, Laporan Krisis Global 2023 mendorong para pemimpin untuk bertindak secara kolektif dan tegas, serta menyetarakan pandangan jangka pendek dan jangka panjang. Selain aksi iklim yang mendesak dan terkoordinasi, laporan ini juga memberikan rekomendasi upaya bersama antar negara, serta kerja sama organisasi publik dan swasta.

Baca juga: Sri Mulyani Waspadai 3 Potensi Krisis Global di Tahun Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com