Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Baru Menhan Prabowo: Bangun Tanggul Laut dan Rumah Murah

Kompas.com - 11/01/2024, 14:51 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kini punya kesibukan baru, yakni terlibat dalam proyek pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Sebelumnya, dalam kapasitasnya sebagai Menhan, Prabowo juga terlibat langsung pembangunan pemukiman murah di pesisir utara Jawa yang terancam terendam air laut.

Keterlibatan Prabowo dalam dua proyek besar tersebut diklaim masih sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) sebagai menteri yang mengurusi pertahanan dan kedaulatan negara.

Sebagai informasi, proyek Giant Sea Wall merupakan skenario jangka panjang pemerintah untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di Pantura.

Baca juga: Gibran Bahas Lagi Program Makan Siang Gratis Rp 450 Triliun, dari Mana Duitnya?

Prabowo mengatakan, pembangunan Giant Sea Wall di Indonesia kemungkinan akan rampung lebih dari 40 tahun.

Perkiraan ini merujuk pada pembangunan 13 tanggul raksasa di Belanda yang dibangun secara bertahap pada 1953 selama 39 tahun.

"Saya yakin masalah Giant Sea Wall ini mungkin membutuhkan waktu 40 tahun sampai selesai, mungkin lebih. Pengalaman dari Belanda seperti itu 40 tahun," ujarnya di Hotel Kempinski, Jakarta, dikutip pada Kamis (11/1/2024).

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan Giant Sea Wall dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi sebesar Rp 164,1 triliun dengan skema pendanaan melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Baca juga: Mengenal HGU, Alasan Prabowo Bisa Kuasai Tanah Hampir 500.000 Hektar

Adapun proyek ini akan dikerjakan sampai 2040. Apabila laju penurunan tanah atau land subsidence tetap terjadi setelah 2040, maka konsep Tanggul Laut Terbuka akan dimodifikasi menjadi Tanggul Laut Tertutup.

Prabowo memperkirakan secara total proyek pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut ini akan membutuhkan biaya hingga 60 miliar dollar AS atau Rp 930 triliun (kurs Rp 15.500).

"Untuk fase pertama saja itu Rp 164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar semuanya itu akan memakan 50 miliar hingga 60 miliar dollar AS, mungkin lebih," ucapnya.

Meskipun membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar, kata Prabowo, pembangunan Giant Sea Wall di Indonesia ini dibutuhkan untuk mengeluarkan masyarakat pesisir Pantura agar dapat hidup dengan kualitas hidup yang layak.

"Nanti selalu akan ada yang mengatakan apakah bisa? Ini masalahnya bukan apakah bisa atau tidak bisa, ini harus, kalau tidak, Pantai Utara tenggelam," kata dia.

Baca juga: Gibran Curhat, Banyak Orang Nyinyir Program Makan Siang Gratis Rp 400 Triliun

Sebab, perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut naik dan abrasi menyebabkan banyak lahan pemukiman yang hilang terendam air. Meski begitu, tidak sedikit masyarakat yang tetap hidup di lahan-lahan yang terendam air tersebut.

"Tiap berapa tahun saya kampanye dan waktu saya kampanye saya kunjungi daerah-daerah itu dan saya lihat dari 2014 sampai sekarang kalau saya kunjungi keluarga-keluarga itu yang hidup di ruang tidur, di ruang makan, itu air setinggi lutut. Anak-anak mereka hidup di tengah air seperti itu di tengah lalat, nyamuk, dan sampah," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com