Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Prabowo Jelaskan Keberadaan Perusahaannya dalam Ekspor Lobster

Kompas.com - 04/12/2020, 10:26 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha nasional sekaligus adik kandung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, sempat membeberkan soal perusahaannya, PT Bima Sakti Mutiara, yang selalu dikait-kaitkan dengan ekspor benur

Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara adalah Saraswati Djojohadikusumo. Saraswati merupakan anak dari Hashim yang saat ini tengah bertarung dalam Pilkada Tangerang Selatan dari Partai Gerindra.

Dalam sebuah video lama yang kembali diunggah oleh Saraswati di akun Facebook dan Youtube-nya seperti dilihat pada Jumat (4/12/2020), Hashim membeberkan alasan perusahaan miliknya masuk ke bisnis lobster.

Baca juga: Ini Temuan Kejanggalan Ekspor Benih Lobster di Bengkulu

"Saya sudah bergerak di bidang kelautan 34 tahun, 34 tahun, tahun 1986. Kami pertama kali ekspor mutiara tahun 1989. Kami sudah berurusan dengan yang namanya KKP beberapa dasawarsa," ucap Hashim.

Dengan kata lain, dia menegaskan, perusahaannya sudah berkecimpung di sektor kelautan dan perikanan jauh sebelum politikus Partai Gerindra Edhy Prabowo ditunjuk menjadi Menteri KP.

Ia mengungkapkan, alasannya masuk ke bisnis lobster karena kondisi iklim usaha mutiara yang dalam kondisi sulit beberapa tahun lalu. Tujuannya, agar perusahaan tetap bisa bertahan.

"Lima tahun lalu bisnis mutiara kami mengalami kerugian dan mandek. Itu mungkin pasar dunia demikian. Sewaktu itu kita berpikir diversifikasi. Karyawan itu ada 214 orang, daripada PHK 214 orang, mending kita cari bidang lain," ujar Hashim.

Baca juga: Hadapi Tuduhan Ekspor Benur, Keponakan Prabowo Tunjuk Hotman Paris

Lobster sendiri sebenarnya hanya salah satu lini bisnis yang dijalankan PT Bima Sakti Mutiara, sehingga dirinya keberatan perusahaannya selalu dikaitkan dengan polemik ekspor benih lobster.

"Kita tak hanya budidaya lobster. Kami juga budidaya teripang, bisnis kepiting, kerapu, dan berbagai macam ikan lainnya. Teripang untuk apa? Untuk (bahan) obat-obatan di luar negeri banyak yang perlu," kata Hashim.

"Kemudian untuk kosmetik, makanan, dan sebagainya. Bukan hanya lobster, tapi budidaya lain-lain juga kok. Seolah selalu izin ekspor lobster (yang digemborkan)," tambah Hashim.

Klarifikasi Saraswati Djojohadikusumo

Saraswati Djojohadikusumo yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus keponakan dari Prabowo Subianto ini memastikan perusahaan keluarganya, PT Bima Sakti Mutiara,  hingga saat ini belum melakukan kegiatan ekspor.

Baca juga: Saat NU dan Muhammadiyah Kompak Minta Ekspor Benih Lobster Dihentikan

Meski kini mengaku sudah tidak aktif sebagai Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara, Saraswati Djojohadikusomo mengeklaim perusahaan malah telah melakukan pelepasliaran benih lobster ke alam.

"Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur sama sekali. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepasliaran atau restocking lobster ke alam," kata Sara dalam keterangannya seperti dikutip dari Tribunnews.

Karena itu, dia pun membantah keterkaitan perusahaan dengan kasus suap ekspor benur yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Ia mengatakan, kasus suap yang menjerat Edhy hanya melibatkan satu perusahaan.

Selain itu, Sara mengatakan sama sekali tidak ada praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam pendaftaran izin sebagai eksportir benur. Semua perusahaan yang terdaftar, termasuk PT Bima Sakti Mutiara, melalui proses yang sama.

Baca juga: Ini Temuan KPPU Soal Kejanggalan Monopoli Ekspor Benih Lobster di KKP

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com