Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan Tinggal Menghitung Hari, Bagaimana Tingkat Belanja Konsumen?

Kompas.com - 23/03/2021, 16:36 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tidak lama lagi, umat muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan. Meskipun pandemi Covid-19 belum usai, lembaga riset NeuroSensum & SurveySensum menilai banyak masyarakat masih membatasi pelaksanaan sejumlah tradisi dan ritual Ramadhan.

Laporan hasil survei NeuroSensum Annual Ramadan Spending Tracker 2021 mengungkapkan 66 persen masyarakat merasakan ritual Ramadhan yang paling berdampak adalah pelaksanaan Tarawih di masjid.

“Masyarakat masih menahan perayaan Ramadhan, namun ada perubahan signifikan pada perilaku dalam melaksanakan tradisi, ritual ibadah, dan berbelanja dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Rajiv Lamba , CEO NeuroSensum & SurveySensum dalam siaran pers, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Masih Pandemi, Pola Konsumen Saat Ramadhan Diproyeksi Tetap Baik

Dia bilang, di tahun ini masyarakat sudah lebih bisa memahami apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan selama Ramadhan.

Masyarakat juga mulai beradaptasi mencapai ‘keseimbangan’ antara mencegah penularan Covid-19 dan melakukan perayaan atau tradisi sederhana di bulan Ramadhan nanti.

Berdasarkan riset yang dilakukan kepada 500 responden di kota besar di Indonesia, 62 persen konsumen masih khawatir dengan penyebaran Covid-19.

Karena itulah, Ramadhan tahun ini alih-alih melaksanakan shalat Taraweeh di masjid, mereka lebih memilih melakukannya di rumah dengan keluarga inti.

Tradisi pertemuan Ramadhan lainnya-pun akan terpengaruh. Sekitar 63 persen masyarakat masih menahan diri tidak melakukan ‘ngabuburit’ atau jalan sore menjelang buka puasa.

Selain itu, lebih dari separuh responden juga enggan mengikuti tradisi silaturahmi tatap muka selama Ramadhan seperti mengikuti acara sosial, ziarah dan umrah, dan sahur di luar rumah (Sahur On The Road).

Baca juga: Survei Carsome: Konsumen Indonesia Mau Beli Mobil pada Kuartal II/2021

Meski masyarakat menahan diri melakukan sejumlah tradisi Ramadhan, geliat beramal jelang Ramadhan sudah mulai meningkat signifikan.

Dibanding dengan tahun lalu, banyak masyarakat yang optimis akan berdonasi dan zakat lebih besar di tahun ini. Optimisme berzakat meningkat 15 kali lipat dan donasi 2,2 kali lipat dibanding Ramadhan 2020.

“Tahun lalu saya melihat sedikit sekali orang yang membagikan THR. Bahkan yang biasanya membagikan THR cenderung menahan mengeluarkan THR. Tahun ini 23 persen masyarakat lebih optimis dapat membayar THR karyawan atau orang yang bekerja untuk mereka, tidak seperti Ramadhan tahun lalu,” jelas dia.

Selain itu, mayoritas masyarakat sudah mulai merencanakan belanja Lebaran 2021 sejak Maret 2021. Sekitar 41 persen konsumen berbelanja satu bulan sebelum Ramadhan, yaitu untuk barang keperluan sehari-hari dan fesyen.

Di 2-3 bulan sebelum Ramadhan, 25 persen masyarakat sudah membeli tiket mudik dan 13 persen lainnya memutuskan baru akan berbelanja selama bulan Ramadhan.

Di luar itu, terdapat 10 persen masyarakat yang merasa tidak berbelanja sama sekali untuk Ramadhan tahun ini.

“Meskipun pandemi memiliki dampak berbeda pada setiap orang, rencana perjalanan untuk Ramadhan 2021 tetap tenang untuk hampir semua orang. Sementara 38 persen konsumen akan bepergian untuk mudik, 45 persen konsumen tidak akan bepergian sama sekali,” jelas dia.

Selain itu, perayaan Ramadhan tahun ini juga akan memiliki beberapa batasan. Misalnya, 31 persen konsumen tidak akan bersosialisasi dengan teman atau keluarga dan 27 persen tidak akan makan sahur di luar rumah.

Platform online akan menjadi saluran yang paling disukai 37 persen konsumen untuk berbelanja online di bulan Ramadhan. Naik tipis dibanding tahun lalu, 37 persen. Sekitar 40 persen konsumen juga akan berbelanja bahan makanan online, sementara 33 persen konsumen akan berbelanja online untuk barang-barang lainnya.

“Penggunaan saluran online meningkat sejak tahun lalu. Pandemi ini mempercepat akselerasi trafik saluran online karena seluruh transformasi digital yang seharusnya terjadi dalam lima tahun ke depan telah terjadi dalam enam bulan,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com