Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Keuangan Syariah RI Dinilai Masih Memiliki Kendala

Kompas.com - 11/12/2020, 16:06 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sistem keuangan syariah di Indonesia memiliki peluang bertumbuh. Namun, pertumbuhan sektor ekonomi syariah dinilai masih memiliki sejumlah kendala.

Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo mengatakan, edukasi terkait dengan sistem keuangan syariah masih belum maksimal.

“Informasi mengenai syariah, dari mulai data, informasi, tulisan, studi sudah ada, namun susah dan tidak mudah menemukannya,” ujar Nini dalam virtual konferensi, Jumat (11/12/2020).

Berdasarkan Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Desember 2019, total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp 1.468,12 triliun, dengan kontribusi total aset pasar modal syariah yang tertinggi dibandingkan sektor perbankan syariah dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah, yakni sebesar Rp 4.569,01 triliun.

Selain itu, berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), total aset asuransi jiwa syariah tumbuh 8,74 persen menjadi Rp 37,48 triliun pada 2019 dari Rp 34,47 triliun pada 2018.

Baca juga: Gerakan Cenderung Terbatas, IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik Tipis

Menurut Bank Indonesia, tantangan yang dihadapi lembaga keuangan syariah di Indonesia meliputi permodalan, pengembangan inovasi produk syariah, kualitas sumber daya manusia (SDM), serta keterbatasan infrastruktur dalam pengembangan ekonomi syariah. Khusus untuk pengembangan pasar modal syariah, salah satu tantangannya adalah masih rendahnya tingkat likuiditas produk.

Nini mengungkapkan, kedepannya Prudential bekerja sama dengan OJK dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) akan meningkatkan literasi keuangan syariah dengan mengembangkan sebuah platform bernama syariah knowledge center.

“Kami berniat membentuk platform, syariah knowledge center sebagai pusat informasi dan inovasi yang bisa diakses oleh siappun,” ujar dia.

Nini mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk semakin menggenjot pertumbuhan sistem keuangan syariah yakni, membangun pusat riset dan development, kolaborasi mencakup pengadaan produk, layanan, inklusi dan juga literasi akses syariah, dan selanjutnya, digitalisasi yang mampu menjangkau nasabah di segala penjuru.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Dian Masyita mengatakan, salah satu produk keuangan syariah, yakni asuransi syariah memiliki tren kenaikan setiap tahunnya.

“Inilah yang menjadi dasar, konsep syariah yang diterapkan dengan baik maka akan memberikan keadilan bagi masyarakat dan sektor ekonomi syariah akan berkonribusi pada ekonomi nasional,” kata Dian.

Namun di balik itu semua, tantangannya dalam pengembangan asuransi syariah adalah minimnya kesadaran akan pentingya berasuransi. Selain itu, literasi dan pemahaman juga masih sempit, serta moral hazard kejadian masa lalu dari asuransi yang tidak sesuai dengan harapan menjadi gambaran negatif.

Baca juga: Promo GoFood, Ada Diskon 30 Persen Kuliner Peserta Digitarasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com