Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ibu Rumah Tangga di India Gemar Menimbun Emas?

Kompas.com - 12/08/2020, 14:39 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu fakta menarik tentang India yakni kegemaran para ibu rumah tangga (IRT) di India yang gemar mengoleksi emas. Menurut sejumlah laporan resmi, IRT di India memegang sekitar 11 persen emas yang ada di seluruh dunia.

Jumlah ini jauh lebih besar ketimbang cadangan emas yang disimpan bank-bank sentral dunia. Reserve Bank of India (RBI) atau bank sentral India bahkan telah lama membentuk komite yang mempelajari fenomena tersebut.

Dilansir dari Forbes, Rabu (12/8/2020), kesenangan ibu rumah tangga di India mengoleksi emas tak bisa dilepaskan dari akar budaya dan sejarah panjang negara berpenduduk terbesar kedua di dunia itu.

Jika ditarik dari sejarah panjang negara itu, emas sudah sangat mengakar sebagai sarana penyimpanan aset sejak era Mughal hingga masa kolonial Inggris.

Baca juga: 5 Keuntungan Punya Tabungan Emas Batangan

Selain sebagai tabungan, emas juga dianggap banyak masyarakat India sangat likuid karena begitu banyak orang di negara itu yang membutuhkan dan mencari emas, sehingga logam mulia tersebut sangat mudah dijual dengan harga yang sesuai keinginan.

Kebanyakan ibu rumah tangga di India juga berpikir, menyimpan emas adalah bentuk menabung yang sangat efektif.

"Ini karena mereka berpikir, untuk apa menjual sepotong emas hanya untuk membeli makanan jika diperlukan," kata Tim Worstall, seorang pakar logam mulia.

Sehingga, ketimbang menyimpan harta dalam bentuk uang tunai yang bisa mendorong konsumsi berlebihan, ibu rumah tangga di India memilih menyimpananya dalam bentuk emas, dan baru akan dijual atau cukup menggadaikannya saja ketika mereka benar-benar membutuhkan.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Investasi Koin Emas Dinar

Tercatat, sekitar 75 persen simpanan di India dilakukan oleh rumah tangga, dan sekitar 66 persen dikontribusi oleh emas dan properti.

Ini menunjukan kalau banyak masyarakat India, khususnya ibu rumah tangga, masih beranggapan menyimpan emas lebih baik ketimbang investasi surat berharga seperti saham dan obligasi.

Sementara itu dikutip dari BBC, kecintaan orang India pada emas sudah terjadi sejak puluhan abad silam. Banyak rumah-rumah di India, termasuk kuil-kuil ibadah, menimbun emas dalam jumlah cukup besar.

Menurut perkiraan Dewan Emas Dunia, total cadangan emas di rumah-rumah India mencapai 25.000 ton atau yang terbesar di dunia.

Ketika pandemi Covid-19 melanda negara itu, permintaan akan emas sempat melonjak drastis. Ekonomi negara tersebut melambat akibat virus corona, termasuk sektor industri keuangan yang cukup terpukul.

Baca juga: Apa Perbedaan Emas Batangan Antam Vs UBS?

Kondisi ini mendorong orang India semakin banyak beralih ke emas karena dianggap jadi investasi paling aman terhadap krisis. Selain likuid, harga jual kembali (buyback) emas di India juga relatif cukup baik.

Harga emas di India naik sebesar 28 persen di tahun ini hingga 50.000 rupee (Rp 9,8 juta) per 10 gram. Bisnis gadai emas juga sangat populer di India.

Meminjam uang dengan menggadaikan emas adalah pilihan yang tidak merepotkan karena tidak memerlukan banyak syarat.

Bunga dari gadai emas hanya sekitar 9,15 persen per tahun, lebih rendah ketimbang meminjam uang di bank yang bunganya mencapai 11 persen, itu pun dengan berbagai syarat.

Baca juga: Mengenal Gobog, Uang yang Berlaku di Era Majapahit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com