Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titihan Samirono, Mimpi Soeharto Bikin Transportasi Massal di Jakarta

Kompas.com - 08/06/2023, 11:45 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Tentang Aeromovel Titihan Samirono

Mengutip laman resmi TMII, Kereta Aeromovel (Aeromovel Indonesia) adalah kereta yang berjalan dengan tenaga angin di atas jalan layang setinggi 6 meter dari permukaan tanah.

Kereta ini disebut dengan Titihan Samirono ini memiliki kecepatan 15-20 km/jam, meskipun sesungguhnya kendaraan ini mampu melaju dengan kecepatan 60 km/jam.

Baca juga: Kisah Tommy Soeharto Berbisnis Mobil Timor hingga Tersandung BLBI

Kecepatan 15-20 km/jam merupakan kecepatan ideal mengingat panjang lintasan hanya sekitar 3,2 km di TMII, sekaligus memungkinkan para penumpang memiliki waktu lebih lama untuk memandang panorama di kawasan wisata itu lebih nyaman dan aman.

Sistem Angkutan Penumpang Cepat Massal SHS-23 Aeromovel Indonesia merupakan sistem yang dirancang berdasarkan gagasan Oscar Coester dari Brasil.

Sistem ini memiliki berbagai keunggulan dibangdingkan sistem-sistem yang kini sudah digunakan atau tangah dikembangkan di berbagai negara maju.

Salah satu keunikan sistem ini adalah pemamfaatan tenaga dorong hisap udara sebagai penggerak. Gagasan ini banyak diilhami oleh prinsip bergeraknya sebuah perahu layar di laut lepas.

Wagon Aeromovel dilengkapi dengan sebuah layar baja yang letaknya dibawah roda, dan permukaan layar tersebut menerima tenga dorong udara yang ditiupkan dari sebuah kipas angin (blower).

Baca juga: Bisnis Bob Hasan, Julukan Raja Hutan dan Kedekatan dengan Soeharto

Agar tenaga udara tersebut dapat dihimpun secara maksimal maka tenaga udara tersebut disalurkan melalui saluran angin yang merupakan bagian dari struktur penyangga rel.

Untuk mendapat tenaga yang cukup sepanjang perjalanan maka beberapa kipas angin diletakkan disepanjang linatasan aeromovel ini.

Kelebihan sistem ini bukan hanya karena sistem penggerak yang unik ini, akan tetapi juga hadir dalam sisi pelaksanaan kontruksi dan produksi berbagai perangkatnya.

Konsep ini sangat tepat bagi Indonesia ditinjau dari kondisi nyata kemampuan rekayasa dan indsutri yang dimiliki Indonesia.

Baca juga: Rekam Jejak Bisnis Kayu Bob Hasan, Raja Hutan di Era Orde Baru

Sudah berganti jadi Trem Mover

Asal tahu saja, kereta layang yang dioperasikan di TMII sudah dipensiunkan. Pengelola TMII, mulai mengganti Aeromoval dengan wahana baru yang dinamakan Tram Mover.

Sejatinya, penggerak pada Aeromoval dan Tram Mover masih sama. Ini karena sistem penggerak Tram Mover juga mengadopsi cara kerja Aeromoval.

Yang membedakan, jika sumber penggerak Aeromoval adalah BBM, maka untuk penggantinya, Tram Mover, asal tenaga penggeraknya berasal dari listrik.

Kelebihan Trem Mover dibanding Aeromovel, tram mover ini berteknologi autonomous serta memiliki artificial intellegence yang mampu menjelaskan informasi wisata di TMII.

Kereta buatan Inka Madiun ini juga tidak memerlukan masinis sebagaimana pada Trem Mover.

Baca juga: Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut, Batam Rusak, Singapura Makin Luas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com