Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Jadi 5 Persen

Kompas.com - 26/07/2023, 19:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam laporan World Economic Outlook edisi Juli 2023.

Dalam laporan itu disebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5 persen pada 2024. Angka proyeksi itu lebih rendah 0,1 persen dari proyeksi IMF sebelumnya, yakni sebesar 5,1 persen.

IMF tidak merinci alasan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, penyesuaian selaras dengan proyeksi pertumbuhan negara berkembang yang juga dipangkas.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprediksi mencapai 4,1 persen pada tahun depan. Proyeksi ini juga lebih rendah 0,1 persen dari proyeksi IMF sebelumnya, yakni sebesar 4,2 persen.

Baca juga: IMF: PDB Indonesia Paling Besar di ASEAN

Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan dirasakan oleh negara yang berkegantungan terhadap komoditas. Pasalnya, harga komoditas mulai mengalami normalisasi, setelah pada tahun 2022 melonjak signifikan, sehingga pendapatan dari ekspor terkoreksi.

"Negara produsen komoditas akan terimbas penurunan ekspor," kata dia, dalam konferensi pers, dikutip Rabu (26/7/2023).

Melemahnya kinerja ekspor nasional sebelumnya sudah disoroti oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Bendahara negara menyebutkan, Indonesia sudah mulai terkena dampak pelemahan ekonomi global.

Hal itu terefleksikan dari kinerja ekspor pada Juni 2023 yang ambles 21,2 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan permintaan global dan turunnya harga komoditas menjadi penyebabnya.

"Dengan ekonomi dunia yang melemah, permintaan terhadap barang ekspor mengalami penurunan serta harga komoditas mengalami koreksi," ujar Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juli 2023.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Dampak Positif Ekonomi Indonesia Naik Kelas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com