Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, 5 Tips Investasi Saat Pasar Bergejolak

Kompas.com - 01/07/2024, 08:29 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gejolak tinggi pasar keuangan, berbagai emosi seperti kekhawatiran, ketakutan, atau justru peningkatan adrenalin yang meningkatkan keberanian lebih dari biasanya dapat menggoyahkan komitmen, disiplin, dan tujuan investasi yang sudah direncanakan. 

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja mengatakan, investor harus memiliki strategi yang tepat, termasuk menerapkan prinsip investasi yang pas ketika berinvestasi.

“Di tengah gejolak tinggi pasar finansial investor harus memiliki strategi yang ketika berinvestasi tepat,” kata Freddy dalam siaran pers, dikutip Senin (1/7/2024). 

Baca juga: Tips Investasi Saham Saat Tren Bearish

Ilustrasi investasi. PIXABAY Ilustrasi investasi.

Berikut beberapa tips investasi saat pasar bergejolak untuk hindari kerugian. 

1. Selalu diversifikasi

Prinsip utama dalam berinvestasi yang harus diperhatikan investor adalah selalu melakukan diversifikasi portofolio.

“Jangan pernah menempatkan uangmu pada satu keranjang, karena kita tidak pernah apa yang terjadi kepada pasar finansial di masa depan," ujar dia.

Menurut Freddy, diversifikasi bisa melindungi investasi  dari pergerakan naik turun pasar. Harapannya, ketika pasar bergejolak, tidak seluruhnya investasi Anda terkena dampak dalam besaran yang sama. 

Baca juga: Investasi Emas Kian Menarik, Berapa Persen Idealnya untuk Diversifikasi Portofolio?

“Tujuannya, agar kita masih memiliki pos investasi lain yang bisa mengompensasi atau setidaknya mengurangi penurunan investasi yang terjadi,” jelasnya.

“Investor harus selalu fokus dengan apa yang bisa dikendalikan, diversifikasi dan fokus ke jangka panjang menjadi bagian dari caranya,” tambahnya.

2. Rasional dan tidak emosional

Ilustrasi investasi. SHUTTERSTOCK/THAPANA STUDIO Ilustrasi investasi.

Freddy bilang, ada hal yang harus diperhatikan saat ingin berinvestasi, yakni bersikap rasional dan tidak emosional, terutama ketika pasar dalam kondisi bergejolak.

“Ketika pergerakan pasar cenderung naik dan hasil investasi membuahkan hasil, euforia yang terjadi membuat  kita tidak berpikir rasional, menjadi lebih berani mengambil risiko lebih dari bisa kita emban,” ungkap Freddy.

Baca juga: Simak 5 Tips Investasi Hadapi Pasar Saham yang Lesu

Demikian juga sebaliknya, ketika pasar menunjukkan pelemahan, ada kekhawatiran akan nilai investasi yang berkurang sehingga kita terburu-buru “lari” dari pasar.

“Tindakan irasional terkait profil risiko adalah salah satu penyebab umum kegagalan tujuan investasi,” jelasnya.

3. Hindari “godaan” jangka pendek

Dalam berinvestasi, investor memang bisa kapan saja membeli atau menjual portofolio investasinya.

Namun jika hal tersebut malah membuat kita kehilangan momentum pergerakan pasar, hasilnya malah “boncos." Inilah yang harus dihindari oleh investor.

Baca juga: Tips Investasi Saham bagi Pemula, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Dengan tetap berinvestasi dalam jangka yang cukup panjang, kita tak akan kehilangan potensi dari hari-hari yang membawa imbal hasil yang optimal di pasar.

4. Investasi untuk jangka panjang

Pasar finansial akan selalu bergerak naik-turun, tanpa kita pernah mengetahui waktunya secara pasti. Semakin dini kita berinvestasi, semakin lama dan banyak kita memperoleh momentum kenaikan yang terjadi di pasar finansial.  

Volatilitas dan gejolak-gejolak jangka pendek yang terjadi sepanjang waktu akan terlihat “smooth” jika dilihat dalam perspektif jangka panjang. Freddy menuturkan, volatilitas-volatilitas jangka pendek dapat menjadi peluang untuk meraih hasil lebih jika dimanfaatkan untuk menambah investasi.

Ilustrasi investasi. SHUTTERSTOCK/SUTTHIPHONG CHANDAENG Ilustrasi investasi.

5. Selalu berinvestasi secara rutin

Dengan menginvestasikan dana kita secara berkala, kita membeli lebih banyak unit investasi dengan harga lebih rendah dan lebih sedikit pada harga lebih tinggi.

Baca juga: Ketahui, Ini Jenis Investasi Jangka Pendek dan Menengah

Ketika harga naik, kita memiliki lebih banyak unit investasi dengan cuan tebal dan lebih sedikit unit investasi dengan cuan tipis.

Demikian juga ketika harga turun, kita memiliki lebih banyak unit investasi yang merugi tipis, dan hanya sedikit unit investasi yang merugi banyak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Ungkap Penyebab Pembangunan Terminal Demak Molor Bertahun-tahun

Kemenhub Ungkap Penyebab Pembangunan Terminal Demak Molor Bertahun-tahun

Whats New
Sejumlah Ekonom Wanti-wanti Pemerintah soal Bidik Dana dari Family Office

Sejumlah Ekonom Wanti-wanti Pemerintah soal Bidik Dana dari Family Office

Whats New
Terminal Kini Sepi dari Bus-bus Milik PO, Kemenhub Ungkap Penyebabnya?

Terminal Kini Sepi dari Bus-bus Milik PO, Kemenhub Ungkap Penyebabnya?

Whats New
DPR 'Titip' Tambahan Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga Rp 598,9 Triliun ke Sri Mulyani

DPR "Titip" Tambahan Anggaran Belanja Kementerian dan Lembaga Rp 598,9 Triliun ke Sri Mulyani

Whats New
Riset Indef: 79 Persen Warganet Sebut Kenaikan Utang Bebani Rakyat

Riset Indef: 79 Persen Warganet Sebut Kenaikan Utang Bebani Rakyat

Whats New
BEI Bakal Luncurkan Program Net Zero Incubator, Apa Itu?

BEI Bakal Luncurkan Program Net Zero Incubator, Apa Itu?

Whats New
Ekonom Minta Prabowo Hati-hati Pilih Menteri Keuangan

Ekonom Minta Prabowo Hati-hati Pilih Menteri Keuangan

Whats New
Investor 'Family Office' Bakal Bebas Pajak, Menteri PPN: Saya Kasihan sama Menteri Keuangan..

Investor "Family Office" Bakal Bebas Pajak, Menteri PPN: Saya Kasihan sama Menteri Keuangan..

Whats New
[POPULER MONEY] Ketentuan Baru, 'Tap In'-'Tap Out' di Stasiun LRT Sama Kena Tarif Maksimal | Pemerintah Ternyata Punya Aset Rp 13.072,8 Triliun

[POPULER MONEY] Ketentuan Baru, "Tap In"-"Tap Out" di Stasiun LRT Sama Kena Tarif Maksimal | Pemerintah Ternyata Punya Aset Rp 13.072,8 Triliun

Whats New
Dituduh 'Mark Up' Harga Beras Impor, Bulog Buka Suara

Dituduh "Mark Up" Harga Beras Impor, Bulog Buka Suara

Whats New
Bareskrim Geledah Kantor Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM Buka Suara

Bareskrim Geledah Kantor Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM Buka Suara

Whats New
ASDP Siagakan 23 Kapal untuk Gelaran Motocross Grand Prix MXGP Seri 2

ASDP Siagakan 23 Kapal untuk Gelaran Motocross Grand Prix MXGP Seri 2

Whats New
Simak, Ini Tiga Skema Pemindahan ASN ke IKN

Simak, Ini Tiga Skema Pemindahan ASN ke IKN

Whats New
ESDM Ungkap Tiket ke Singapura Bakal Lebih Mahal pada 2026, Kenapa?

ESDM Ungkap Tiket ke Singapura Bakal Lebih Mahal pada 2026, Kenapa?

Whats New
Cara Beli Tiket Final Four Proliga 2024 melalui PLN Mobile

Cara Beli Tiket Final Four Proliga 2024 melalui PLN Mobile

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com