Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Otomotif Terimbas Pandemi, Kinerja Astra Otoparts Terpukul

Kompas.com - 27/08/2020, 19:25 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja keuangan PT Astra Otoparts Tbk sepanjang semester I-2020 tertekan pandemi Covid-19. Pendapatan perseroan dari segmen pasar original equipment manufacturer (OEM) dan suku cadang pengganti menurun.

Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan, pandemi telah memukul industri otomotif dalam negeri, baik penjualan roda dua yang turun 41 persen maupun roda empat yang turun 45 persen sepanjang Januari-Juni 2020.

Alhasil, perseroan hanya membukukan pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun di semester I-2020. Lebih rendah 25 persen dari capaian di semester I-2019 yang sebesar Rp 7,5 triliun.

Baca juga: Bappenas Prediksi Jumlah Pengangguran Tahun Ini Capai 11 Juta Orang

“Sehingga rugi bersih tercatat Rp 296 miliar, jika dibandingkan dengan tahun lalu, kami profit Rp 246 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/8/2020).

Wanny menjelaskan, lini bisnis manufaktur berkontribusi 45 persen atau Rp 2,53 triliun dari total pendapatan bersih perseroan. Lini ini memproduksi komponen dan rangkaian, baik ke pasar pabrikan otomotif maupun pasar suku cadang pengganti untuk kendaaaan roda dua, roda empat, serta komersial.

"Total penjualan usaha turun 36 persen dari tahun lalu disebabkan penurunan penjualan di industri otomotif karena pandemi," katanya.

Sementara lini bisnis perdagangan Astra Otoparts berkontribusi 55 persen atau Rp 3,12 triliun terhadap total pendapatan bersih. Capaian ini turut mengalami penurunan akibat pandemi yakni sebesar 13 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Baca juga: Dampak Covid-19, Sri Mulyani Sebut Indonesia Punya Pengalaman untuk Atasi Krisis

Wanny mengatakan, kebijakan PSBB yang diberlakukan sejak Maret 2020 membuat segala jenis kegiatan produksi di pabrik-pabrik perusahaan terpaksa harus berhenti sementara. Akibatnya perseroan tidak bisa menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

"Kinerja kuartal pertama kami positif, tapi mulai PSBB yakni April, Mei, Juni, manufaktur dan perdagangan kami juga berdampak signifikan. Kami tidak bisa berproduksi, otomatis tidak bisa menjual,” kata dia.

Tak hanya sulit memenuhi kebutuhan dalam negeri, kegiatan ekspor perusahaan juga sempat terganggu pada periode itu.

Kendati demikian, ia menekankan, Astra Otoparts kini tengah fokus mengendalikan operasional dan investasi perusahaan. Selain itu, fokus mengelola modal kerja dan likuiditas.

"Tapi kami juga tetap menjaga likuiditas sangat positif," tutupnya.

Baca juga: Bakal Dibuka Lagi, Berapa Lama Bioskop Bisa Pulih dari Kerugian?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com