Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekarang Waktunya untuk Belanja Saham?

Kompas.com - 26/03/2020, 15:36 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com –  Wabah virus corona mempengaruhi berbagai sektor termasuk pasar keuangan Indonesia. Dalam sebulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah tertekan sekitar 30 persen.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi berpendapat saat ini merupakan waktu yang tepat bagi para investor untuk memborong saham-saham yang sudah terbilang murah.

"Saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali masuk ke pasar saham dengan mengoleksi saham-saham yang murah, karena sebenarnya fundamental Indonesia masih cukup baik," kata dia melalui siaran pers, Kamis (26/3/2020).

Baca juga: Stimulus Ekonomi Makin Terang, Indeks Saham AS Ditutup Menguat

Ke depan sebut dia, koreksi terhadap pasar saham diperkirakan akan semakin terbatas. Setelah tekanan yang cukup dalam, membuat IHSG sempat berada pada level terendah di kisaran 3.936.

Menurut Lucky, pelemahan indeks yang cukup dalam ini mencerminkan ekspektasi laba bersih emiten terkoreksi lebih dari 20 persen.

Bahana Sekuritas memperkirakan tekanan terbesar terhadap pasar saham domestik telah berkurang meski masih akan ada berita negatif dari penyebaran kasus corona. 

Namun dengan langkah pemerintah yang telah menambah beberapa rumah sakit khusus untuk menampung pasien yang terinfeksi korona, ditambah lagi kerja sama yang dilakukan dengan Cina untuk mendatangkan alat-alat kesehatan dan obat-obatan serta secara global didukung oleh cuaca yang mulai panas.

"Kasus ini cepat atau lambat akan teratasi, dan tidak akan berkepanjangan hingga bertahun-tahun, sehingga kami tidak melihat penyebaran virus ini akan berakhir pada resesi perekonomian seperti 1998 karena kondisi perbankan Indonesia masih cukup kuat," sebutnya.

Menurut dia, serangan virus ini terjadi secara global dan semua negara juga mengalami perlambatan perekonomian termasuk Indonesia yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah pada kuartal pertama dan kedua dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Namun setelahnya kami yakin perekonomian Indonesia dan pasar saham Indonesia akan lebih cepat pulih," sebut Lucky.

Dia memperkirakan hingga akhir 2020, rata-rata laba emiten akan tertekan sekitar 2 persen - 4 persen. Sementara IHSG diperkirakan akan berada pada kisaran 5.650.

“Langkah pemerintah yang memberikan insentif fiskal dan juga melonggarkan kebijakan moneter sudah tepat ditengah-tengah ancaman Covid-19, yang cukup mempengaruhi (beragam sektor),” ucapnya.

Baca juga: 7 Saham Perusahaan Ini Ambles Parah di Tengah Wabah Corona

Lucky menilai dengan pencadangan atas kredit bermasalah atau provisi yang disediakan rata-rata perbankan sekitar 116 persen dan rasio kecukupan modal atau capital ratio (CAR) rata-rata perbankan yang berada dikisaran 22 persen, maka perbankan Indonesia masih cukup kuat. Walau demikian laba bersih perbankan pada tahun ini akan tertekan.

Data juga memperlihat rasio utang Indonesia masih cukup rendah yang berarti kemungkinan korporasi Indonesia kesulitan untuk membayar utang cukup kecil.

Namun ada beberapa sektor yang diuntungan dengan perkembangan yang terjadi saat ini di antaranya telekomunikasi dengan pemakaian kuota data yang semakin ramai karena banyak perusahaan memberlakukan bekerja dari rumah, juga kegiatan sekolah dilakukan secara online.

Baca juga: Cara Investasi Saham yang Bebas Fear and Greed

Ada juga sektor farmasi yang diuntungkan dengan semakin meningkatnya kebutuhan atas alat-alat kesehatan, multivitamin dan obat-obatan, tak ketinggalan sektor konsumsi terutama yang terkait dengan bahan pokok masih memperlihat kinerja yang positip.

"Tahun depan pemulihan secara global maupun domestik kami perkirakan akan lebih cepat terjadi dengan dasar pencapaian sepanjang tahun ini yang tertekan," kata dia

Ia merekomendasikan investor untuk melihat peluang saham-saham dengan beta tinggi atau saham yang berkorelasi cukup tinggi dengan indeks, sebagai antisipasi kenaikan panjang alias rally setelah krisis teratasi.

Baca juga: Yuk Investasi, Mumpung Harga Saham Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com