Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Evergrande, Kian Banyak Pengembang Properti China Alami Gagal Bayar Utang

Kompas.com - 18/10/2021, 18:28 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


BEIJING, KOMPAS.com - Guncangan yang terjadi di sektor properti China masih belum usai.
Saat ini, kian banyak pengembang properti yang menghadapi gagal bayar utang selain Evergrande.

Dilansir dari CNBC, Senin (18/10/2021), banyak pihak yang sedang memfokuskan perhatian pada Sinic Holdings, yang pekan lalu telah memberi peringatkan mengenai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar utang luar negeri mereka senilai 250 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,55 triliun.

Utang tersebut jatuh tempo pada hari ini.

Selain itu, pengembang properti lain, China Properties Group mengatakan telah mengalami default atau gagal bayar utang senilai 226 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,20 triliun pada awal Oktober ini.

Pekan lalu, lembaga rating beramai-ramai menurunkan peringkat kredit dari beragam perusahaan real estate di China.

Baca juga: Krisis Evergrande, Bagaimana Dampaknya ke Industri Properti Indonesia?

Beberapa di antaranya yakni China Aoyuan, pengembang properti terbesar di Provinsi Guangdong yang mengalami penurunan peringkat oleh S&P Global Ratings, Modern Land oleh Fitch, dan Greenland Holdings oleh S&P.

Adapun pekan ini, Evergrande bakal mengalami gagal bayar bila tak segera melunasi pembayaran bunga terhadap utang mereka yang berdenominasi dollar AS. Sebenarnya, utang Evergrande tersebut telah jetuh tempo sejak September lalu, namun ada grace period atau masa tenggang pembayaran kredit selama 30 hari.

Hingga saat ini, perusahaan masih menutup mulut terkait pembayaran kupon utang atas empat surat utang atau obligasi yang diterbitkan perusahaan dan jatuh tempo dalam beberapa pekan ke depan.

Perkembangan ini terjadi seiring dengan pekan lalu, bank sentral China, People Bank of China (PBoC) memberi pernyataan mengenai kondisi terkini Evergrande. Bank sentral optimistis risiko yang ditimbulkan Evergrande bisa dikontrol dan sebagian besar industri properti di China dalam kondisi stabil.

Namun demikian, bank sentral juga mengatakan, perusahaan properti yang menerbitkan surat utang di luar negeri, harus secara aktif membayar kewajiban utang mereka.

Baca juga: Pemegang Saham Terbesar Kedua Jual Kepemilikan Evergrande

Selain itu, akhir pekan kemarin, Gubernur PBoC Yi Gang mengatakan, otoritasnya akan mencoba untuk mencegah masalah yang dialami Evergrande meluas dan berdampak ke perusahaan properti lain.

Ia juga mengatakan, perekonomian China secara umum berada dalam kondisi baik namun sedang menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh salah kelola di beberapa perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com