Freddy bilang, ada hal yang harus diperhatikan saat ingin berinvestasi, yakni bersikap rasional dan tidak emosional, terutama ketika pasar dalam kondisi bergejolak.
“Ketika pergerakan pasar cenderung naik dan hasil investasi membuahkan hasil, euforia yang terjadi membuat kita tidak berpikir rasional, menjadi lebih berani mengambil risiko lebih dari bisa kita emban,” ungkap Freddy.
Baca juga: Simak 5 Tips Investasi Hadapi Pasar Saham yang Lesu
Demikian juga sebaliknya, ketika pasar menunjukkan pelemahan, ada kekhawatiran akan nilai investasi yang berkurang sehingga kita terburu-buru “lari” dari pasar.
“Tindakan irasional terkait profil risiko adalah salah satu penyebab umum kegagalan tujuan investasi,” jelasnya.
Dalam berinvestasi, investor memang bisa kapan saja membeli atau menjual portofolio investasinya.
Namun jika hal tersebut malah membuat kita kehilangan momentum pergerakan pasar, hasilnya malah “boncos." Inilah yang harus dihindari oleh investor.
Baca juga: Tips Investasi Saham bagi Pemula, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Dengan tetap berinvestasi dalam jangka yang cukup panjang, kita tak akan kehilangan potensi dari hari-hari yang membawa imbal hasil yang optimal di pasar.
Pasar finansial akan selalu bergerak naik-turun, tanpa kita pernah mengetahui waktunya secara pasti. Semakin dini kita berinvestasi, semakin lama dan banyak kita memperoleh momentum kenaikan yang terjadi di pasar finansial.
Volatilitas dan gejolak-gejolak jangka pendek yang terjadi sepanjang waktu akan terlihat “smooth” jika dilihat dalam perspektif jangka panjang. Freddy menuturkan, volatilitas-volatilitas jangka pendek dapat menjadi peluang untuk meraih hasil lebih jika dimanfaatkan untuk menambah investasi.