Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja, Ini Kekhawatiran Bank Indonesia

Kompas.com - 31/10/2022, 14:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Namun, yang BI takutkan dari kondisi itu ialah ekspektasi inflasi.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, ekspektasi inflasi adalah inflasi yang dibentuk oleh masyarakat yang terjadi pada esok hari, lusa, pekan depan, bulan depan, hingga tahun depan.

"Kalau kami (BI), yang kami takutkan adalah inflasi ekspektasi," ujarnya saat acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Geopolitik hingga Ancaman Resesi, Sri Mulyani: Ini Bukan Tantangan yang Mudah...

Dia menjelaskan, ekspektasi inflasi ini berasal dari inflasi yang bersifat temporer seperti harga bahan pangan yang tinggi atau pasokan bahan pangan berkurang.

Namun bila inflasi temporer ini tidak segera ditangani oleh BI, maka dapat membentuk ekspektasi inflasi yang dapat terjadi dalam jangka panjang.

"Oleh karena itu menjadi penting bagi BI selalu perangi masalah ekspektasi. Ini bukan hanya BI saja sebenarnya, bank sentral di mana pun yang punya mandat kepada inflasi, dia harus bicara masalah ekspektasi," jelasnya.

Baca juga: BI: Kebijakan Suatu Negara Bisa Jadi Lingkaran Setan di Era Ketidakpastian Global


Untuk itu, BI menaikkan suku bunga acuannya sejak Agustus lalu. Kini suku bunga acuan BI sudah naik sebanyak 125 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

Selain adanya risiko ekspektasi inflasi tersebut, BI juga melihat saat ini mobilitas masyarakat Indonesia sudah kembali tinggi sehingga permintaan (demand) mulai meningkat.

"Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga karena kita juga melihat ada potensi baru inflasi kita akan naik karena permintaan kita akan meningkat," ucapnya.

Baca juga: Menaker: Mudah-mudahan Sektor Ketenagakerjaan Tidak Terdampak Resesi 2023

Kondisi Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja

BI melihat kondisi global saat ini sedang tidak baik-baik saja lantaran tengah dibayangi oleh krisis pangan dan kenaikan harga komoditas energi.

"Dunia sedang tidak baik-baik saja, kita bukan ingin menakuti, tetapi intinya adalah bagaimana kita memitigasi karena semua negara yang sedang berperang dengan ancaman yang sama semua menaikkan suku bunga," kata dia.

Oleh karenanya, pegendalian inflasi sangat penting dilakukan. Pasalnya, dia bilang, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi merupakan prioritas kedua, sedangkan stabilitas harga menjadi prioritas utama.

"Masalah stabilitas itu tidak ada kata tawar. Tidak ada pertumbuhan yang tinggi kalau itu diikuti dengan harga yang tinggi sehingga mengurangi daya beli. Oleh karena itu mandat Bank Indonesia untuk jaga inflasi ini," pungkasnya.

Baca juga: Ini Jenis UMKM yang Mampu Bertahan Hadapi Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com