Meskipun struktur yang birokratis dan terpolitisasi paling sering dikaitkan dengan perusahaan besar, perusahaan rintisan (startup) dan usaha kecil juga tidak kebal terhadap masalah ini.
Menurut Frankel, politik kantor dapat memengaruhi suatu perusahaan ketika para pendiri, investor, dan karyawan tidak menyetujui visi perusahaan.
Baca juga: 3 Fungsi AI yang Mendukung Pengembangan Karier di Kantor, Apa Saja?
“Mungkin ada perbedaan antara para pendiri dalam visi strategis atau perdebatan mengenai apakah akan mencari dana dari luar atau pertanyaan dari dewan mengenai komitmen terhadap strategi penjualan tertentu,” terang Frankel.
“Mungkin beberapa karyawan merasa mereka tidak mendapatkan penghargaan, kompensasi, atau pilihan yang cukup atas pekerjaan hebat mereka. Tanpa kepemimpinan yang kuat, permasalahan ini akan terus berlanjut dan orang-orang akan mulai mendahulukan keuntungan pribadi dibandingkan keuntungan perusahaan," ungkap dia.
Ketika politik kantor yang negatif mulai berkembang di tempat kerja, perusahaan bisa terkena dampaknya. Politik kantor dapat memecah belah rekan kerja, atasan, dan bawahan, yang pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan kerja yang tegang dan toxic.
Selain itu, hal ini dapat menurunkan kinerja dan produktivitas karyawan, serta semangat kerja perusahaan. Jika permasalahan politik kantor tidak terselesaikan, hal ini kemungkinan akan meningkatkan pergantian karyawan dan merusak reputasi bisnis.
Baca juga: Tips Menghindari Gosip di Kantor
Tergantung pada seberapa parah perilakunya, hal ini mungkin mempunyai konsekuensi hukum dan finansial.
Untuk menghindari potensi konsekuensi ini, penting untuk segera mengidentifikasi perilaku politik kantor yang negatif dan menerapkan tindakan disipliner secara adil jika diperlukan.
Penting juga untuk memastikan bahwa manajer pemula mengetahui cara mengenali dan menangani politik kantor yang negatif serta cara merayakan dan menghargai pengaruh positif.